Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan terluka akibat ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) dalam keterangannya mengungkapkan satu korban luka telah berhasil di kontak KBRI Beirut.
Korban saat ini diterangkan dalam kondisi stabil serta dapat berkomunikasi dengan baik.
"KBRI akan terus melakukan pendampingan kepada ybs hingga pulih," tulis rilis KBRI Beirut.
Kemlu membenarkan bahwa telah terjadi ledakan yang sangat besar di Port of Beirut, Lebanon.
Ledakan terjadi pada pukul 18.02 Waktu Setempat, yang mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka.
Lokasi ledakan berdekatan dengan Downtown Beirut dan berjarak sekitar 7km dari KBRI Beirut.
"Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan," tulisnya
Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati kepada Pemerintah Lebanon dan juga belasungkawa kepada keluarga korban.
KBRI Beirut juga telah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat dan melakukan pengecekan kepada WNI lainnya yang berada di Beirut.
Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
KBRI Beirut dapat dihubungi melalui hotline : +961 3199 493
Penjelasan Presiden Libanon
Presiden Libanon, Michel Aoun, mengatakan ledakan besar yang terjadi di Ibu Kota Beirut pada Selasa (4/8/2020) petang berasal dari sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.
Aoun mengatakan ribuan ton amonium nitrat itu dilaporkan tersimpan secara tidak aman di sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut selama kurang lebih enam tahun.
Namun ia menganggap penyimpanan amonium nitrat dalam gudang tersebut "tidak dapat diterima" dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Baca: Bos Human Rights Watch Sempat Tuding Hizbullah Terlibat Ledakan di Beirut tapi Langsung Menghapusnya
"Karena tidak dapat diterima bahwa pengiriman 'amonium nitrat' diperkirakan 2.750 ton selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan, yang membahayakan keselamatan warga negara," ujar dia.
Amonium nitrat
Amonium nitrat biasa digunakan secara luas dalam pupuk dan bahan peledak.
Baca: Ledakan Dahsyat di Beirut Terasa Hingga ke Siprus
Dari situs web kesehatan dan keselamatan kerja pemerintah negara bagian Australia menjelaskan mengapa zat tersebut sangat eksplosif.
"Amonium nitrat tidak terbakar. Namun, itu akan mendukung dan meningkatkan laju pembakaran di hadapan bahan yang mudah terbakar atau mudah terbakar bahkan tanpa adanya oksigen.
Ketika dipanaskan akan meleleh, terurai dan melepaskan gas beracun termasuk nitrogen oksida (NO x ) dan gas amonia (NH 3 ).
Ketika dipanaskan secara berlebihan (misalnya dalam kebakaran) dapat menyebabkan ledakan di ruang tertutup dan wadah atau bejana yang tertutup dapat pecah dengan hebat."
Ledakan mengerikan
Ledakan dahsyat di Beirut itu juga mengirimkan gelombang kejut besar mirip awan jamur dan merusak bangunan di sekitar pelabuhan.
Termasuk bangunan milik mantan Perdana Menteri Saad Hariri dan biro CNN di pusat kota Beirut.
Awan merah terlihat menyelimuti kota setelah ledakan terjadi ketika tim pemadam kebakaran bergegas ke tempat kejadian untuk mencoba memadamkan api.
Sejumlah besar orang terluka akibat ledakan itu, kata pihak berwenang.
Dalam rekaman video dari tempat kejadian terlihat korban luka yang terhuyung-huyung di jalan-jalan ibukota.
Menteri Kesehatan Lebanon memerintahkan semua rumah sakit di daerah itu untuk bersiap menerima korban luka-luka.
Menurut saksi mata yang rumahnya berada sekitar 10 kilometer dari pusat ledakan ikut mengalami dampak kerusakan.
Seorang warga Beirut yang berada beberapa kilometer dari lokasi ledakan mengatakan jendela rumahnya hancur akibat ledakan.
"Apa yang saya rasakan adalah gempa bumi," kata Rania Masri.
Warga sempat mengira gempa
Satu sumber keamanan mengatakan para korban dibawa untuk dirawat di luar kota karena rumah sakit-rumah sakit di Beirut penuh dengan korban luka. Ambulans dari utara dan selatan negara itu dan lembah Bekaa di timur dikerahkan untuk membantu.
Ledakan itu begitu besar sehingga beberapa warga di kota itu mengira gempa telah melanda. Warga yang bingung, menangis, dan terluka berjalan di jalan mencari keluarganya.