News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Duta Besar RI untuk Lebanon Paparkan Kondisi Beirut Pasca-Ledakan Dahsyat

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Detail foto sesudah ledakan di Beirut.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari menerangkan kondisi di Beirut, Lebanon, pasca ledakan pada Selasa, 4 Agustus 2020.

Lebanon dikejutkan oleh sebuah ledakan dari gudang penyimpanan bahan kimia berbahaya ammonium nitrate di pelabuhan. Ledakan itu telah membuat sekitar 250 ribu orang kehilangan tempat tinggal dan kerugian material hingga US$ 5 miliar (Rp72 triliun).

Belakangan diketahui ledakan bersumber dari 2.750 amonium nitrat yang teronggok di gudang pelabuhan Beirut.

Baca: Kolonel yang Tewas Misterius Pernah Minta Pindahkan Amonium Nitrat dari Pelabuhan Beirut

Warga mengungsi dari sekitar lokasi ledakan dahsyat yang terjadi sehari sebelumnya di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Patrick Baz (AFP/Patrick Baz)

Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari mengatakan kondisi Beirut saat ini sudah relatif tenang.

"Dan tidak terjadi kepanikan-kepanikan seperti kemarin sore sampai malam," tutur Hajriyanto kepada Tribun Network.

Baca: 16 Orang Ditahan Terkait Ledakan di Beirut

Ledakan ini menambah panjang penderitaan warga Lebanon yang saat ini mengalami krisis ekonomi parah dan krisis politik. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI yang tinggal di Libanon dengan rincian 1.234 orang merupakan personel Kontingen Garuda yang tergabung dalam Misi Perdamaian PBB UNIFIL dan 213 lainnya adalah WNI sipil.

Sejauh ini dilaporkan satu WNI berinisial NNE menjadi korban dengan menderita luka ringan dan sudah mendapatkan perawatan.

Saat ini yang bersangkutan sudah kembali ke rumah. Kontingen Garuda yang tergabung dalam Misi Perdamaian PBB United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) turut membantu evakuasi korban ledakan.

Baca: Ledakan Beirut: Protes Anti-Pemerintah Meletus hingga 2 Pejabat Mengundurkan Diri Pasca Tragedi

"Ya kepada WNI yang memiliki keluarga di tanah air saya informasikan bahwa semuanya selamat aman dan selalu dalam koordinasi KBRI," tutur Hajriyanto.

Berikut petikan wawancara Tribun Network bersama Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari:

Kronologi awal ledakan dan kondisi Kota Beirut saat ini?

Kondisi Beirut saat ini sudah relatif tenang dan tidak terjadi kepanikan-kepanikan seperti kemarin sore sampai malam. Karena ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 18.02 waktu Beirut.

Itu masih siang, masih terang benderang karena Maghrib itu pukul 19.40 baru Maghrib. Peristiwa tersebut didahului suatu guncangan hebat seperti gempa bumi.

Beberapa saat terjadi guncangan dan disusul ledakan yang sangat keras. Sampai ke KBRI yang jaraknya itu 7,5 kilometer dari episentrum ledakan itu.

Dekat laut mediterania?

Ya memang di pelabuhan dan itu pelabuhan di laut tengah atau mediterania sehingga goncangan sampai terasa sangat kuat di Cyprus yang jaraknya sekitar 210 kilometer dari Beirut ke Cyprus.

Ada puluhan warga meninggal dan ribuan luka-luka?

Sampai jam ini ada 100 orang meninggal dan 4.000 orang luka-luka berat dan ringan. Ada 100 anggota keluarga yang masih belum bisa dihubungi oleh anggota keluarganya masing-masing.

Jumlah luka cukup besar sehingga kondisi rumah sakit di Kota Beirut cukup kewalahan untuk menangani 100 orang meninggal dan 4.000 orang luka-luka berat dan ringan. Sampai banyak korban yang dikirim ke luar Kota Beirut untuk mendapat penanganan.

Berapa jumlah WNI di sana dan adakah yang terdampak dari ledakan itu?

WNI di Lebanon ada 1.447. Seribu di antaranya itu ada di luar kota Lebanon. Dan sekitar 400an lebih di Beirut termasuk di dalamnya pasukan kontingen Garuda ada 120 dengan kapal perang KRI Sultan Hasanuddin yang dilengkapi dengan helikopter moderen.

Yang kebetulan Alhamdulillah sekali karena mereka sedang melakukan patroli di laut mediterania walhasil kalau misal mereka sedang bersandar.

Ya di bibir pelabuhan dekat sekali dengan lokasi ledakan. Alhamdulillah terhindar. Berada jauh di tengah laut.

Kategori kedua mahasiswa Indonesia di Kota Beirut sebetulnya sangat banyak juga dan kemudian para pekerja Indonesia yang berada di Kota Lebanon, baik legal atau ilegal yang kita tidak tahu.

Biasanya pekerja Indonesia yang ilegal itu kan tidak pernah melapor dan baru kita tahu kalau ada kejadian dan permasalahan.

Ada korban dari WNI?

Seperti saya katakan tadi dari seluruh WNI itu aman dan selamat kecuali 1 orang yang mengalami luka karena mengalami penjahitan di hidung dan sebagian wajah. Dan sudah ditangani oleh dokter. Dan sekarang sudah kembali ke tempat tinggal di apartemen.

Imbauan untuk WNI beserta keluarga di Lebanon?

Ya kepada WNI yang memiliki keluarga di tanah air saya informasikan bahwa semuanya selamat aman dan selalu dalam koordinasi KBRI. Keluarga di tanah air diharapkan tenang dan tidak perlu panik karena Insha Allah akan ditangani dan koordinasi sebaik-baiknya.

Sementara bagi WNI di Lebanon untuk tetap meng-on perangkat komunikasi. Selama pandemi ini KBRI sudah memiliki hubungan yang erat masing-masing nomor kontak sudah ada di KBRI sehingga komunikasi dan informasi dapat dilakukan dengan lancar.

Terakhir diharapkan WNI tetap meningkatkan kewaspadaan tidak keluar rumah menuju tempat keramaian. Untuk menghindari pandemi covid dan akibat bersifat kimiawi dari ledakan itu.

Karena yang meledak ini 2.700 ton amunium nitrat, yang tentu radiasi kimianya bisa berpotensi kemana-mana. Karena itu harap selalu mengenakan masker.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini