News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Detik-detik Dua Drone Militer AS Bertabrakan di Udara, Terbakar dan Jatuh di Wilayah Idlib Suriah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Drone MQ-9 Amerika Serikat

TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Sepasang pesawat nirawak Amerika jatuh setelah bertabrakan di wilayah Idlib, Suriah, Selasa (18/8/2020) siang waktu setempat.

Kedua drone tempur itu terbakar di udara sebelum hancur dilalap api di sebuah kebun zaitun. Foto dan video rekaman kejadian itu beredar viral, Rabu (19/8/2020).

Laman berita Russia Today mengutip Military Times melaporkan, penyebab dan keadaan pasti dari kecelakaan udara tersebut masih belum jelas.

Apakah tertembak dari darat atau bertabrakan tak sengaja.  Pentagon maupun otoritas keamanan AS belum memberikan pernyataan apa-apa.

Seorang pejabat pertahanan Suriah yang menolak disebut namanya mengatakan kepada Times, memberikan rincian kejadian.

Namun ia menolak mengkonfirmasi apa yang menyebabkan kecelakaan itu atau jenis drone apa yang terlibat insiden.

Foto dan video yang beredar menunjukkan detik-detik saat drone terbakar dan jatuh vertikal dari langit Idlib.

Baca: Pasukan Suriah dan Militer Turki Berikut Kelompok Proksinya di Idlib Bertukar Serangan Artileri

Baca: 33 Tentara Turki Tewas dalam Serangan Udara Suriah di Idlib

Rekaman video lain memperlihatkan kobaran api di sebuah kebun, sementara orang-orang mendekat dan mengabadikan kejadian itu.

Dari petunjuk yang tersisa menunjukkan setidaknya satu di antara dua pesawat itu adalah drone MQ-9 Reaper. Pesawat nirawak ini bisa berfungsi sebagai sarana pengintaian maupun penyerangan.

Spekulasi yang berkembang di lapangan meneyebutkan, pesawat itu ditembak kelompok militan yang didukung Turki.

Versi lain menyatakan pesawat itu drone Rusia. Namun Military Times memastikan dilihat dari bentuk dan petunjuk yang tersisa sebelum dilalap api, kedua drone itu produksi Amerika.

Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah AS menggelar serangan mematikan terhadap tokoh jihadis di Idlib, Abu Yahyah al-Uzbeki.

Sosok ini diduga bekerja bersama dengan kelompok Hurras ad-Din, yang berafiliasi ke jaringan Al-Qaeda Suriah.

Serangan itu diyakini menggunakan rudal R9X Hellfire, amunisi non-ledakan khusus yang melepaskan enam bilah seperti pedang. Rudal itu juga dijuluki "bom ninja".

Meskipun Damaskus telah berulang kali mengecam kehadiran Amerika di Suriah sebagai ilegal dan melanggar kedaulatan negara, Washington melanjutkan operasi militer di beberapa wilayah Suriah.

Mereka melakukan serangan sporadis di sekitar Idlib, guna melindungi kelompok-kelompok bersenjata proksi Arab dan Kurdi di selatan dan timur laut Idlib.

Didukung oleh Pentagon selama perang Suriah, faksi-faksi yang dipimpin Kurdi sekarang mengendalikan sumber minyak yang berharga di timur laut Suriah.

AS berencana melatih sekitar 2.000 orang, umumnya warga Kurdi, untuk dijadikan pasukan penjaga ladang-ladang minyak di wilayah Hasakah.

Penguasaan ilegal militer AS di Hasakeh dan sekitarnya, memicu bentrokan dengan pasukan Suriah maupun warga lokal Arab Suriah.

Senin (17/8/2020), pasukan AS menggempur pos pengawasan pasukan Suriah di dekat Hasakeh, menyusul konvoi militer AS dicegat dan diminta putar balik.

Seorang tentara Suriah dikabarkan tewas, beberapa lainnya luka-luka. Pos pengawasan itu rusak berat terkena tembakan dan bom.(Tribunnews/RT/AlMasdarNews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini