TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi tewasnya seorang jenderalnya di kota Deir e-Zor, Suriah.
Nama perwira tinggi itu tidak disebutkan. Namun dinyatakan ia tengah menjalankan misi kemanusiaan di wiayah bergolak di Suriah itu.
Kantor berita TASS, Rabu (19/8/2020) mengabarkan, Menteri Pertahanan Sergei Soigu memerintahkan agar digelar upacara kemiliteran lengkap sebagai penghormatan atas pahlawan kemanusiaan Rusia.
Jenderal itu tengah menumpang kendaraan militer ketika bom tepi jalan yang ditanam kelompok bersenjata di Suriah meledak saat mereka melintas.
Tiga prajurit yang menyertai jenderal itu terluka berat. Lokasi serangan sekitar 15 kilometer di luar kota Deir e-Zor.
“Tiga prajurit Rusia terluka akibat ledakan itu. Saat evakuasi dan penanganan darurat, seorang perwira senior Rusia meninggal akibat luka berat,” kata Kemenhan Rusia lewat siaran persnya.
Kematian jenderal bintang dua Rusia di Suriah ini merupakan peristiwa kedua menimpa jajaran tinggi militer negara tersebut.
Pada 24 September 2017, Letnan Jendera Valery Asapov yang memimpin tim penasihat militer Rusia untuk Suriah, juga terbunuh dekat Deir e-Zor.
Sebagian wilayah Deir e-Zor dikuasai militer AS dan kelompok bersenjata proksi mereka di Suriah. Sebagian lagi dikuasai kelompok militan lain, selain pasukan Suriah.
Terbunuhnya jenderal Rusia ini disusul laporan serangan rudal ke pangkalan pasukan AS di pedesaan timur Deir e-Zor.
Menurut laporan dari Suriah timur, pangkalan AS di ladang minyak Conoco menjadi sasaran sejumlah roket yang ditembakkan kelompok tak dikenal.
Pihak koalisi AS mengatakan setidaknya tiga roket ditembakkan ke arah pangkalan, tetapi proyektil tidak berhasil mengenai instalasi.
Meskipun tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, pasukan AS dan sekutu mereka dari Pasukan Demokrat Suriah (SDF) telah menghadapi tentangan berat dari suku-suku Arab.
Baru-baru ini, kelompok SDF dan suku Al-Akidat bentrok di sepanjang tepi timur Sungai Efrat, yang berpuncak pada serangkaian peristiwa yang menyebabkan sejumlah suku terlibat dalam perselisihan bersenjata.
Di antara suku-suku yang terlibat dalam bentrokan melawan koalisi AS dan SDF adalah suku Al-Baggara, yang mengklaim pasukan mereka sukses mengusir SDF dari desa Jadeed Baggara di timur Deir e-Zor akhir pekan lalu.
Perkembangan lain, Turki mengirimkan kontingen militer dalam jumlah cukup besar ke Suriah barat laut, melewati pintu perbatasan Suriah dan Provinsi Hatay, Turki.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), lebih dari 450 kendaraan militer Turki memasuki Suriah barat laut. Mereka diduga menuju wilayah Idlib.
Laporan SOHR mengatakan konvoi militer Turki terdiri dari kendaraan lapis baja dan senjata berat. Kedatangan bala bantuan Turki ini datang hanya sehari setelah Angkatan Udara Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran ke Idlib.
Menurut sumber Tentara Arab Suriah (SAA), serangan udara itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan militan terhadap patroli Turki di sepanjang Jalan Raya M-4 (Aleppo-Latakia Highway), Senin (17/8/2020).(Tribunnews.com/TASS/Sputniknews/AlMasdarNews/xna)