Untuk Rafale, flight ceiling pesawat multiperan tersebut bisa mencapai 16.000 meter.
Sementara J-20 "Negeri Panda" 4.000 meter lebih tinggi.
Komentator militer Song Zhongping menerangkan, pesawat tempur tersebut juga bisa bekerja sama dengan armada udara milik Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Meski dikatakan bakal unggul dari Rafale, J-20 sebenarnya juga mempunyai kelemahan, yakni masalah pada mesin yang memengaruhi performanya.
Saat ini, mereka bergantung pada mesin inferior yang jelas bakal mereduksi teknologi siluman maupun bermanuver dalam kecepatan supersonik.
Angkatan Udara India disebut memesan 36 jet tempur Rafale dari Perancis pada 20-16, dengan nilai transaksi 9,4 miliar dollar AS (Rp 138,8 triliun).
Sementara China diyakini mempunyai 50 unit J-20, meski mereka tak menjabarkan eksplisit berapa banyak skadron yang mereka punyai.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul China dan India Kirim Jet Tempur Canggih ke Kawasan Sengketa di Ladakh