TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu yang kehilangan anaknya dalam insiden penembakkan masjid di Selandia Baru mengungkapkan kesedihannya.
Di mimbar Pengadilan Tinggi Christchurch, ia mengaku hidupnya berubah total sejak pembantaian itu.
Baca: Penembakan di Christchurch: Selandia Baru Janjikan Perubahan, Muslim Setempat Akui Hal Ini
Baca: Pengadilan Selandia Baru Jatuhkan Hukuman Terhadap Penembak Masjid Christchurch
Ibu dari seorang pemain futsal tersebut merasa peristiwa tersebut 'terus-menerus' ada dalam pikirannya.
"Aku merasa sulit tidur, dan bangun selalu dengan air mata dan hati yang sesak..tragedi tak masuk akal itu selalu ada di pikiranku", katanya.
"Selalu kubayangkan, apa yang dirasakan Ata saat itu, bagaimana saat dia menghadapi penembak, apa yang terlintas di pikirannya saat dia sadar akan meninggalkan dunia ini," terang Salama.