TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan pihaknya belum menerima kejelasan informasi mengenai kepastian perempuan Indonesia yang diduga menjadi pelaku serangan bom kembar, di kota Jolo, Filipina, di awal pekan ini.
"Belum diterima informasi dari otoritas setempat," ujar dia saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (26/8/2020).
Saat ini, ujar Faizasyah, Duta besar RI di Manila dan Konjen RI di Davao terus memantau dari dekat peristiwa ini dan berkomunikasi secara intensif dengan otoritas Filipina.
"Otoritas Filipina sedang melakukan investigasi guna memastikan identitas pelaku," terang Faizasyah.
Baca: Wanita Indonesia Diduga Berada di Balik Ledakan Bom Bunuh Diri, KBRI Tunggu Hasil Investigasi
Ia melanjutkan, perwakilan Indonesia di Manila telah melaporkan sejauh ini tidak terdapat informasi WNI yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
* Perempuan Indonesia Disebut Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri*
Seorang perempuan warga negara Indonesia (WNI) diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di kota Jolo, Filipina, Senin kemarin (24/8/2020).
Dalam peristiwa teror itu, 14 orang tewas dan sekitar 75 orang luka-luka.
Serangan bom kembar diyakini didalangi kelompok Abu Sayyaf.
Dikutip dari Abs Cbn, pelaku merupakan janda dari teroris Norman Lasuca yang sebelumnya tewas meledakkan diri di Indanan 2019 lalu, dimana 6 orang meninggal dunia.
Sebelum ledakan terjadi, otoritas Filipina mengakui sedang memburu dua perempuan yang akan melakukan aksi teror, satu di antaranya adalah janda dari Norman Lasuca.
"Kami belum bisa menyatakan apakah benar salah satu pelaku ledakan itu adalah istri dari Lasuca," ujar Komanda Militer Filipina, Letjen Cirilito Sobejana, Selasa (25/8/2020).