TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Penyelidikan kasus menghilangnya warga Indonesia bernama Ruth Sitepu kembali digulirkan Suhakam, komisi hak asasi manusia Malaysia.
Sesi penyelidikan terbaru digelar panel khusus Suhakam di Kuala Lumpur, 24 Agustus lalu.
Ruth dan suaminya, Joshua Hilmy, secara misterius hilang pada November 2016. Nyaris empat tahun berlalu, namun belum ada titik terang apakah mereka dihilangkan secara paksa atau sengaja menghilangkan diri.
Namun pihak keluarga menduga keduanya raib karena sejumlah kalangan di Malaysia antipati terhadap Ruth dan Joshua.
Pangkalnya, pasangan itu kerap mengajak orang untuk memeluk agama Kristen.
Baca: Menlu Retno Ceritakan Kronologi Penembakan WNI Terduga Penyelundup Burung Murai ke Malaysia
Seorang pegiat HAM senior di Malaysia menyebut Ruth dan Joshua hilang dalam waktu berdekatan dengan hilangnya seorang pendeta Kristen dan seorang pekerja sosial.
"Ini kasus sensitif di Malaysia karena menyangkut pendeta Kristen yang tidak disukai segolongan Muslim di Malaysia," kata Rama Ramanathan, juru bicara Citizen Action Group On Enforced Disappearance (CAGED).
Bagaimanapun, Suhakam tidak akan mempublikasikan kesaksian dan bukti yang mereka peroleh saat penyelidikan masih berlangsung.
'Kalaupun dia salah, tolong pulangkan dia'
Pasangan Ruth Rudatanga Sitepu dan Joshua Hilmy, menikah di sebuah gereja pada Oktober 2004 di Batam.
Tahun 2002 Ruth pernah bekerja di Kota Ipoh yang berada di Negara Bagian Perak. Tapi dia baru benar-benar menetap di Malaysia tahun 2007.
Joshua yang tercatat sebagai warga negara Malaysia, menurut dokumen Suhakam, berasal dari Kota Taiping, Perak. Dia adalah seorang Muslim, namun kemudian beralih memeluk agama Kristen dan aktif mengajar kekristenan.
Di Malaysia, kata Ram Ram Elisabeth, adik Ruth yang tinggal di Sumatra Utara, pasangan itu sehari-hari 'menyiarkan kekristenan'.