Benarkah Ruth dihilangkan paksa?
Suhakam belum membuat kesimpulan soal kasus Ruth. Karena penyelidikan masih berlangsung, Suhakam menolak membeberkan kesaksian yang mereka terima.
Dalam pernyataan tertulis, mereka menyebut telah menggali keterangan dari delapan saksi. Penyelidikan dijadwalkan akan berakhir 14 Oktober mendatang.
Setelah itu Suhakam akan menyusun kesimpulan berdasarkan temuan yang mereka dapatkan.
BBC Indonesia telah mengajukan pertanyaan tertulis kepada Jabatan Siasatan Jenayah terkait kasus ini. Namun departemen investigasi kriminal Polis Diraja Malaysia itu urung memberikan jawaban.
Rama Ramanathan, akvitis CAGED, sebuah kelompok sipil yang mengadvokasi korban penghilangan paksa, menyebut kasus Ruth rumit.
Menurutnya, upaya pengungkapan fakta kasus terganjal karena belum ada saksi yang mengaku melihat Ruth dan Joshua diculik.
Hal berkebalikan terjadi pada kasus hilangnya Amri Che Mat, aktivis sosial yang ditudung menyiarkan ajaran Syiah dan pendeta Raymond Koh yang dianggap menyebarkan kekristenan di Malaysia.
Amri hilang enam hari sebelum Ruth dan Joshua, sedangkan Raymond raib pada 13 Februari 2017.
"Ada saksi yang melihat mobil Raymond dan begitu pula dalam kasus Amri," kata Rama.
"Tapi dalam kasus Ruth dan Joshua, belum ada saksi yang menyatakan melihat keduanya diculik. Jadi kita tidak boleh memastikan apa yang terjadi," tuturnya.
Sementara itu, pemilik rumah yang ditempati Ruth dan Joshua, mengaku pernah membaca surat elektronik yang dikirim mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, kepada pasangan itu.
Selvakumar Peace John Harris, pemilik rumah itu, bersaksi di depan panel Suhakam bahwa dalam email tersebut, Khairy mendorong Joshua untuk segera meninggalkan Malaysia.