TRIBUNNEWS.COM - Calon Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris kabarnya melontarkan kritik pedas terhadap penanganan pandemi virus corona oleh Presiden AS Donald Trump.
Al Jazeera melaporkan, Kamala Harris juga menyoroti kerusuhan rasial yang mengguncang kota-kota di negara bagian Amerika Serikat.
Kamala Harris menyampaikan pidatonya pada Kamis (27/8/2020) beberapa jam sebelum Trump dijadwalkan menyampaikan pidato di hari terakhir Konvensi Nasional Republik Virtual (RNC).
Baca: Peserta Pidato Melania Trump di Rose Garden Hadir Tanpa Masker serta Tak Ada Pengecekan Suhu
Baca: Jaksa New York Selidiki Dugaan Donald Trump Manipulasi Nilai Aset demi Keringanan Pajak
Harris menagtakan, Trump menunjukkan telah mengabaikan dan bertindak sembrono "terhadap kesejahteraan rakyat Amerika" karena gagal menahan wabah Covid-19.
"Donald Trump terdiam dan ketakutan. Dia picik dan pendendam," ungkap Harris.
"Bahkan sekarang, sekira delapan bulan setelah krisis ini, Donald Trump masih tidak bertanggung jawab. Dia masih tidak bertindak," kata Harris.
Baca: Donald Trump Janji Buat AS Lebih Baik Jika Kembali Jadi Presiden & Tuding Joe Biden Komplotan China
Baca: Donald Trump Resmi Capres AS dari Partai Republik, Lawannya Joe Biden dari Partai Demokrat
Harusnya tragedi ini tidak boleh seburuk ini, tambah Harris.
"Tak seperti di seluruh dunia. Kami membutuhkan presiden yang kompeten," tegas Harris dalam serangan politik pertamanya kepada Trump.
Kamala Harris Sampaikan Pidato dengan Gaya Jaksa Penuntut
Lebih jauh, pernyataan Kamala Harris disampaikan poin demi poin dalam gaya jaksa penuntut.
Dia berpidato 20 menit sebelum Trump dijadwalkan menyampaikan pidato utamanya dari Gedung Putih dalam RNC virtual.
Sebagai catatan, warga Amerika pergi ke tempat pemungutan suara pada 3 November 2020 mendatang.
Kamala Harris memfokuskan sebagian besar pidatonya pada penanganan Trump terhadap wabah virus korona, yang telah menutup sebagian besar ekonomi AS selama berbulan-bulan.
Baca: Jelang Debat Pemilu AS 2020, Donald Trump Tantang Joe Biden Lakukan Tes Narkoba
Baca: Meluas, Trump Kerahkan 1.000 Tentara Atasi Rusuh AS
Dia mengkritik Partai Republik karena tidak menawarkan gambaran yang lebih jelas dan lebih jujur tentang jumlah korban pandemi selama konvensi mereka.
"Konvensi Partai Republik dirancang untuk satu tujuan: menenangkan ego Donald Trump," katanya.
"Dia adalah presiden Amerika Serikat. Seharusnya tidak tentang dia. Ini tentang kesejahteraan dan keselamatan rakyat Amerika. Dan dalam hal itu, Donald Trump telah gagal," beber Kamala Harris.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)