News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Korban Tewas Akibat Ledakan di Beirut Meningkat Jadi 190 Orang

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah gedung, bangunan, dan kendaraan hancur berantakan terdampak ledakan dahsyat yang terjadi sehari sebelumnya di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Patrick Baz

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Korban tewas akibat ledakan di pelabuhan Beirut tercatat meningkat menjadi 190 orang, Minggu (30/8/2020).

Selain itu, otiritas Lebanon menyebut lebih dari 6.500 orang terluka dan tiga orang hilang akibat ledakan tersebut.

Ledakan yang terjadi pada 4 Agustus 2020 itu juga mengakibatkan 300 ribu orang menjadi tunawisma atau tidak punya tempat tinggal.

Baca: Tujuh Orang Masih Dinyatakan Hilang Pasca Ledakan di Beirut

"Ledakan pelabuhan Beirut itu menyebabkan 15 miliar dolar AS atas kerusakan langsung yang terjadi," kata laporan yang dikeluarkan dewan menteri setempat, Minggu (30/8/2020).

Dikatakan 50 ribu rumah, sembilan rumah sakit besar, dan 178 sekolah rusak akibat ledakan tersebut.

Pihak berwenang menyebutkan ledakan 4 Agustus lalu itu terjadi akibat tumpukan amonium nitrat yang disimpan selama bertahun-tahun di pelabuhan tanpa tindakan keamanan.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan penyelidikan akan melihat apakah penyebab ledakan karena kelalaian, kecelakaan atau kemungkinan "campur tangan eksternal".

Aoun telah meminta Perancis untuk memberikan foto satelit untuk membantu penyelidikan.

Sebuah kapal angkatan laut Inggris juga dikerahkan ke Beirut untuk melakukan penelitian di lokasi kejadian.

Baca: Baku Tembak Empat Jam di Dekat Beirut, Dua Warga Lebanon dan Suriah Tewas

Sejauh ini ototitas Lebanon telah menahan 16 orang terkait ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020).

Demikian kantor berita negara National News Agency (NNA) mengutip keterangan hakim Fadi Akiki, perwakilan pemerintah di pengadilan militer, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/8/2020).

Sumber peradilan dan media lokal mengatakan Manajer Umum Pelabuhan di antara mereka yang ditahan.

Fadi Akiki mengatakan sejauh ini lebih dari 18 orang mulai dari pejabat pelabuhan, Bea Cukai, dan pihak terkait yang terlibat dalam pekerjaan pemeliharaan gudang.

"16 orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan," ujar Akiki.

Dia mengatakan penyelidikan masih terus berlanjut.

Sebuah sumber pengadilan dan media lokal mengatakan Manager Umum Hassan Koraytem di antara mereka yang ditahan.

Baca: Kisah Warga Lebanon Pasca Ledakan Mematikan di Pelabuhan Beirut Kini Bersiap Pindah Negara

Sebelumnya, bank sentral mengatakan telah membekukan rekening tujuh orang termasuk Koraytem.

Total Kerugian Mencapai Rp216 Triliun

Gubernur Beirut Marwan Abboud memperkirakan kerugian akibat ledakan Selasa (4/8/2020) mencapai 10 hingga 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp144 triliun-Rp216 triliun.

Jumlah ini termasuk kerugian langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan bisnis.

Demikian disampaikam Gubernur Beirut kepada Al Hadath TV pada Rabu (5/8/2020) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Kamis (6/8/2020).

Baca: Presiden Lebanon: Mustahil Ledakan Pelabuhan Beirut Dipicu Senjata Hizbullah

Gubernur juga mengatakan kepada Al Hadath TV bahwa jumlah gandum yang tersedia saat ini terbatas.

Bahkan ia berpikir, krisis akan terjadi, jika tanpa campur tangan internasional.

Pemerintah Lebanon telah meminta dukungan bantuan dari komunitas internasional.

Ledakan di pelabuhan Beirut itu juga mengakibatkan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, 2.750 ton amonium nitrat yang digunakan dalam pupuk dan bom, telah disimpan di gudang tersebut selama enam tahun tanpa langkah-langkah keamanan.

Dia juga mengutuk kurangnya langkah keamanan itu.

Dalam pidato Nasionalnya, ia menegaskan, pemerintah "bertekad untuk menyelidiki dan mengekspos apa yang terjadi sesungguhnya sesegera mungkin.

Aoun berjanji, penyelidikan dan hasilnya akan terungkap secara transparan.

Aoun tegaskan, mereka yang bertanggung jawab akan berhadapan dengan hukum.

"Mereka yang bertanggung jawab akan diberi hukuman paling berat," tulis Aoun dalam akun Twitter kepresidenan.(Reuters/AP/Al Jazeera/BBC/CNN/AFP/Channel News Asia/NYTimes)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini