TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Mobil terbang berawak pertama di Jepang telah lolos uji test drive pada 25 Agustus 2020.
Mobil terbang tersebut merupakan produk dari sebuah perusahaan bernama Sky Drive Inc.
Diketahui, Sky Drive Inc merupakan salah satu perusahaan terbesar di Jepang dan rumah bagi basis pengembangan perusahaan mobil.
Dalam rilis persnya, dilansir CNN, perusahaan tersebut mengungkapkan, itu adalah demonstrasi publik pertama untuk mobil terbang dalam sejarah Jepang.
Baca: Mobil Terbang SkyDrive Sukses Diuji Coba di Langit Jepang
Mobil yang diberi nama SD-03 dan diawaki pilot itu, lepas landas mengitari lapangan selama kurang lebih empat menit.
"Kami sangat senang telah mencapai penerbangan mobil terbang berawak pertama di Jepang dalam dua tahun sejak kami mendirikan SkyDrive...dengan tujuan untuk mengkomersilkan pesawat semacam itu," kata sang CEO, Tomohiro Fukuzawa.
"Kami ingin mewujudkan masyarakat di mana mobil terbang adalah alat transportasi yang mudah diakses dan nyaman di udara. Dan orang-orang dapat merasakan cara hidup baru yang aman, terjamin, dan nyaman," tuturnya.
SD-03 adalah kendaraan lepas landas dan pendaratan vertikal listrik terkecil di dunia.
Kendaraan ini memakan ruang sekitar dua mobil yang diparkir.
Ia memiliki delapan motor untuk memastikan keamanan dalam situasi darurat.
"Dalam mendesain genre baru transportasi yang belum pernah dicoba, yang dikenal sebagai mobil terbang, kamu memilih kata kunci 'progresif' sebagai inspirasi," kata Direktur Desain, Takumi Yamamot.
Yamamot juga menambahkan, perusahaannya ingin SD-03 menjadi kendaraan yang futuristik dan karismatik.
SD-03 diharapkan dapat diminati oleh semua pembeli di masa mendatang, dengan keunggulan teknologi tinggi SkyDrive yang mumpuni.
Perusahaan berharap, mobil terbang dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan bukan sekadar komoditas.
Beberapa uji penerbangan selanjutnya akan dilakukan di masa mendatang dalam kondisi berbeda.
Baca: Cerita di Balik Terpilihnya Yoshihide Suga, PM Jepang yang Baru Pengganti Shinzō Abe
Tujuannya, untuk memastikan keselamatan dan teknologi kendaraan memenuhi standar industri.
Keberhasilan pengujian penerbangan ini menunjukkan adanya kemungkinan besar SD-0 untuk diuji di luar lapangan Toyota Test pada akhir tahun ini.
Menurut rilis, perusahaan akan terus mengembangkan teknologi untuk meluncurkan mobil terbang dengan aman pada tahun 2023.
Hingga kini, perkiraan harga SD-03 belum diumumkan.
Skydrive, Mobil Terbang Pertama di Jepang Tengah Mengincar Pasar Indonesia
Meski baru didirikan sejak tahun 2018 lalu, produk Skydrive sudah uji coba mulai musim gugur ini.
Kini perusahaan mobil terbang pertama di Jepang ini tengah mengincar pasar Indonesia.
"Mobil ini bagus sekali untuk Indonesia yang terdiri banyak kepulauan sehingga transportasi dapat berjalan dengan lancar nantinya," kata Chief Technology Officer (CTO) Nobuo Kishi kepada Tribunnews.com, Jumat (28/8/2020).
Skydrive memiliki 8 motor dan propeler dengan ukuran sekitar 4.000 mm x 4.000 mm x 2.000 mm dengan baterai yang masih dirahasiakan.
Baca: Reaksi Dunia Sikapi Pengunduran Diri PM Jepang Shinzo Abe
Saat ini bisa digunakan untuk perjalanan antara 5 sampai 10 menit dengan kecepatan antara 40 hingga 50 km per jam.
"Tahun 2023 sudah pasti lebih sempurna dan bisa digunakan untuk dua penumpang," tambahnya.
Harga satu unit Skydrive mirip dengan Ferrari Lamborghini.
"Namun akan semakin murah di masa depan," kata Nobuo Kishi.
Saat ini menurutnya mobil tersebut seharga skeitar 40 juta yen per satu unit.
Berapa lama bisa dibuatkan setelah datang pesanan, "Setengah tahun juga selesai, mudah pembuatannya tak begitu sulit," ungkapnya.
Baca: Maju Dalam Pemilihan, Yoshihide Suga Diaebut Calon Kuat Gantikan Abe Jadi PM Jepang
Lalu bagaimana soal keselamatan?
"Kita masuk dalam kategori aviasi udara, jadi sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan transportasi udara dan saat ini belum ada ketentuan baku dari pemerintah Jepang, masih berupa draft semua," ujarnya.
Meskipun demikian sertifikat keamanan telah diperoleh dari biro aviasi Jepang, dan akan memperoleh pula dari regulator Amerika serta Eropa dalam waktu dekat mendatang.
Bagaimana dengan pengaruh pandemi corona?
"Tidak ada pengaruh, kalau pun ada sangat sedikit yaitu keterlambatan suku cadang yang biasa saja. Sedangkan suku cadang penting tak ada masalah sama sekali," ungkapnya.
Skydrive dianggapnya sebagai perusahaan start-up yang berusaha sendiri membangun usaha dan memproduksi moibil terbang pertama di Jepang.
Baca: Profil Yoshihide Suga, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang yang Digadang-gadang Penganti Shinzo Abe
"Modal kami dari bank dan juga dari para investor. Tentu saja berharap subsidi dari pemerintah, tetapi sampai detik ini kami belum terima bantuan apa pun dari pemerintah," tambahnya seraya berharap perhatian dari Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Industri (METI).
Lalu uji coba akan dilakukan pada musim gugur tahun ini sekitar Oktober?
"Kita akan lakukan di Kota Toyota Perfektur Aichi di mana banyak pegunungan kosong dan aman serta luas dekat dengan pabrik mobil Toyota Motor Corporation."
Dukungan sangat kuat dari banyak perusahaan besar Jepang (100 sponsor) dan CEO Skydrive Tomohiro Fukuzawa adalah mantan karyawan Toyota Motor Corporation dan Kishi adalah mantan karyawan Mitsubishi Heavy Industries serta Mitsubishi Aviation Corporation.
"Di masa depan kami akan uji coba di teluk Osaka dan teluk Tokyo mencoba menyeberangi banyak sungai besar di sana," ujar dia.
Sedangkan di Indonesia ditekankan kembali penting bagi transporasi antar pulau.
"Bisa dipakai transportasi antar pulau di Indonesia sehingga nyaman komunikasi dan transportasi banyak orang di sana nantinya. Apalagi mulai tahun 2023 mobil terbang ini sudah menggunakan dua orang penumpang," kata dia.
Uji coba awal Skydrive sebenarnya sudah dilakukan setahun lalu dan kini semakin menyempurnakan lebih lanjut.
Baca: Reaksi Para Pemimpin Dunia Terhadap Pengunduran Diri PM Jepang Shinzo Abe, Trump: Teman Baik Saya
Yang menjadi masalah adalah baterai yang memang hanya bisa dipakai selama sekitar 5 sampai 10 menit saja.
"Namun di tahun 2030 sudah pasti akan ada baterai yang lebih baik lagi kini sedang dikembangkan di Jepang, buatan Jepang. Maka SkyDrive akan jauh lebih sempurna lagi nantinya."
Dari segi keamanan, karena memiliki 8 motor maka jika satu motor mati pun menurutnya masih tetap aman.
"Kita punya 8 motor, kalau pun satu motor mati ya masih aman dapat bisa dikendalikan keseimbangannya dengan baik. Tentu saja kalau sudah dua motor mati yang sudah semakin bahaya tentunya," ujarnya.
Semua adalah pilot kontrol yang bisa membuat stabil mobil udara tersebut. Lalu latihan bagi pengendara bagaimana?
"Saat ini latihan Skydrive dilakukan tiga orang. Satu orang adalah pengontrol drone tak punya lisensi pesawat udara. Satu orang pilot Mig F-15 dan satu orang lagi pilot helikopter. Namun untuk mengendarai SkyDrive saya rasa mudah tak perlu latihan berat. Yang penting bisa mengendarai kendaraan ini dengan stabil."
Masa depan SkyDrive dianggapnya sangat baik sehingga 100 sponsor ikut membangun pengembangan mobil udara pertama di Jepang ini.
Antara lain Itochu, Eneos, Ohbayashi, Strive, Z Corporation, Drone Fund, Bank Perkembangan Jepang, NEC, Panasonic, VeriServe dan Sumitomo Mitsui Financ.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Richard Susilo)