Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -- Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang akan melakukan pemilihan pemimpin baru pada 14 September 2020.
Pemilihan ini akan memilih pengganti Perdana Menteri Shinzo Abe, menurut laporan kantor berita Jiji pada Senin (31/8/2020).
Abe, perdana menteri Jepang yang paling lama menjabat, mengatakan pada Jumat lalu, mengundurkan diri karena memburuknya kondisi kesehatannya.
Pemimpin LDP hampir dijamin akan menjadi perdana menteri karena mayoritas anggota partai di majelis rendah parlemen.
Ishiba, Paling Dipilih Jadi Pengganti Abe Versi Jajak Pendapat
Mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba adalah calon paling populer untuk menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya, menggantikan Shinzo Abe.
Demikian berdasarkan jajak pendapat Kyodo News yang dirilis Minggu (30/8/2020) waktu setempat.
Baca: Indonesia dan Jepang Implementasi Transaksi Bilateral via Mata Uang Lokal
Dalam jajak pendapat itu, Ishiba
mendapatkan 34,3 persen dukungan dan jauh melampaui kandidat potensial lainnya.
Setelah Ishiba, ada nama Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dengan 14,3 persen, Menteri Pertahanan Taro Kono dengan 13,6 persen, Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi dengan 10,1 persen dan kepala kebijakan Partai Demokrat Liberal (LDP) Fumio Kishida dengan 7,5 persen.
Jajak pendapat ini dilakukan melalui telepon, yang dilakukan setelah pengumuman Abe mengundurkan dirinya pada Jumat karena alasan kesehatan.
Sementara itu 48 persen berencana untuk memilih Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dalam pemilihan majelis rendah berikutnya di bawah sistem representasi proporsional.
Di antara partai-partai oposisi, Partai Demokrat Konstitusional Jepang adalah yang paling disukai pada 11,6 persen.
Baca: Via Telepon, Trump Sebut Shinzo Abe sebagai PM Terbesar dalam Sejarah Jepang
Survei dua hari dari hari Sabtu, yang mengumpulkan 1.050 tanggapan yang valid, juga menemukan 58,6 persen berpikir pengunduran diri Abe di tengah masa jabatannya tepat, diikuti oleh 25,3 persen yang mengatakan itu keputusan terlambat dan 12,7 persen yang merasa itu terlalu cepat.
Dalam jajak pendapat itu, kriteria
"kepemimpinan" adalah kualitas yang paling dicari dari sosok perdana menteri berikutnya, yakni 25,7 persen.
Kemudian diikuti oleh "kemampuan untuk memberikan penjelasan yang jelas kepada publik" di angka 25,4 persen, dan "kejujuran dan kesopanan" di 21,3 persen.
Mayoritas responden di 72,9 persen memilih pandemi virus corona sebagai salah satu dari dua masalah utama yang mereka inginkan untuk menjadi prioritaskan Kabinet baru.
Setelah Covid-19, masalah ekonomi dan lapangan kerja di angka 32,1 persen, dan kesejahteraan sosial, seperti pensiun dan kesehatan, di 19,2 persen.
Pemilih lebih memilih Ishiba karena melihatnya sebagai pemimpin masa depan negara itu.
Kyodo News memprediksi, kemungkinan Ishiba memenangkan pemilihan pemimpin LDP yang akan datang. Pemilihan pemimpin LDP kemungkinan akan berlangsung pada 14 September.
Baca: Menteri Teten: Jumlah Wirausahawan di Indonesia Masih Terlalu Kecil
Sebagai informasi, Ishiba menang melawan Abe di putaran pertama pemilihan pemimpin LDP pada tahun 2012, karena dukungan yang kuat dari anggota partai. Tetapi ia dikalahkan di putaran kedua ketika hanya anggota parlemen yang diizinkan untuk memberikan suara.
Jajak pendapat menemukan bahwa 51,8 persen responden merasa waktu terbaik untuk mengadakan pemilihan umum pada Oktober 2021.
"Sesegera mungkin" adalah pilihan paling populer kedua yakni 17,6 persen, diikuti oleh "dalam tahun" ini di 15,6 persen, dan "pada paruh pertama tahun depan" di 11,6 persen.
Jajak pendapat ini mencakup 716 rumah tangga yang dipilih secara acak dengan pemilih yang memenuhi syarat dan 1.355 nomor ponsel. Dari 716 rumah tangga, jajak pendapat ini memperoleh tanggapan dari 528 rumah tangga dan 522 orang dari 1.355 nomor yang disurvei.
Shinzo Abe Enggan Berkomentar Soal Kandidat PM Jepang
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak mau berkomentar mengenai calon penggantinya, usai menyatakan mundur dari jabatannya, Jumat (28/8/2020).
Bahkan saat konferensi pers itu, Abe tidak menyebut nama-nama kandidat yang berpotensi untuk meneruskan kursi yang ia tinggalkan.
Abe memilih untuk berpesan agar penerusnya mampu memerangi virus corona (Covid-19).
Abe mengumumkan pengunduran dirinya karena kondisi kesehatannya yang memburuk pada Jumat (28/8/2020).
"Saya telah memutuskan akan mundur sebagai perdana menteri, dengan keyakinan tidak dapat terus menjadi perdana menteri jika saya tidak memiliki keyakinan bahwa saya dapat melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepada saya oleh masyarakat," ujar Abe, (65) dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/8/2020).
Dia mengatakan dia telah memutuskan untuk mundur sekarang untuk menghindari kekosongan politik ketika negara sedang berjuang mengatasi wabah virus corona.
"Saya minta maaf dari lubuk hati terdalam, meskipun masa jabatan saya masih tersisa satu tahun lagi dan di tengah-tengah berbagai kebijakan dan virus corona," kata Abe.
Lalu siapkah kandidat pengganti Abe?
Pengganti Abe adalah dia yang akan menduduki kursi pimpinan di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa (LDP).
Kemungkinan besar dalam dua atau tiga minggu kedepan, sosok yang akan menggantikan Abe, akan secara resmi dipilih di parlemen.
Pemimpin baru partai LDP akan memegang jabatan selama sisa masa jabatan Abe.
Sejumlah nama disebut-sebut berpotensi untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan Abe.
Nama mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba dikabarkan termasuk nominator pengganti Abe.
Selain itu ada juga nama mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida.
"Keduanya dengan cepat menyatakan minatnya untuk menggantikan Abe," menurut laporan media lokal, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/8/2020).
Ada pula nama orang dekat Abe, yakni Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga. Yoshihide Suga sudah menyatakan maju dalam pemilihan pemimpin partai berkuasa, Partai Demokrat Liberal (LDP).
Media Jepang menyatakan, siapa pun yang memenangkan jajak pendapat partai kemungkinan akan menjaga kebijakan "Abenomics", sepeninggal Abe, ketika Jepang berjuang melawan dampak virus corona.
Pengunduran diri ini adalah kedua kalinya oleh Abe, sebagai perdana menteri Jepang.
Sebelumnya Abe pernah pengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 2007 lalu karena sakit.
Kemudian pada 2012, Abe kembali terpilih menjadi PM Jepang.
Dia telah berjuang melawan kolitis ulseratif (radang usus)--penyakit yang selama bertahun-tahun telah mengerogoti tubuhnya.
Karena penyakit itu pula, ia sudah dua kali bolak balik ke rumah sakit dalam seminggu ini.
Masa pemerintahan Abe baru akan berakhir pada September 2021.(Jiji/Kyodo News/Reuters/NHK/Channel News Asia/AP/AFP)