Mereka mengatakan orang tua itu bisa bekerja atau berkonsultasi dengan Le Le terlebih dahulu sebelum mereka memutuskan memiliki anak lagi.
Menurut Two Eggz, sejak China mencabut peraturan 1 keluarga 1 anak pada 2015 lalu, banyak pasangan yang memiliki anak kedua tanpa mempertimbangkan masalah ekonomi.
China telah menerapkan kebijakan satu anak pada akhir 1970-an untuk membatasi pertumbuhan populasi yang cepat.
Namun para pemimpin negara khawatir populasi lansia China akan mengurangi jumlah tenaga kerja dan memperburuk masalah perawatan lansia.
Pasangan di China sekarang diperbolehkan memiliki maksimal dua anak.
Sebuah laporan oleh British Medical Journal tahun lalu mengklaim ada 5,4 juta kelahiran ekstra di China sejak kebijakan baru itu diberlakukan.
Alasan-alasan Pemerintah China Hapus Kebijakan Satu Anak
Faktor ekonomi dan menyusutnya populasi menjadi penyebab mengapa pemerintah China menghapus kebijakan satu keluarga satu anak.
Dikutip Tribunnews dari NBC News, pesatnya perekonomian China menjadi kunci utama penyebab pemerintahnya menghapus kebijakan yang sudah diberlakukan selama 40 tahun itu.
Awalnya, kebijakan itu diberlakukan untuk merespon ledakan jumlah penduduk yang terjadi di China.
Namun, melihat hasilnya, kebijakan itu malah membuat populasi menyusut.
Populasi menyusut itu kemudian memberikan dampak buruk bagi perekonomian negara tersebut, seperti kurangnya generasi muda yang menempati lapangan kerja berupah rendah.
Selain itu, melihat tradisi masyarakat Tiongkok, di mana seorang anak harus hormat dan merawat orangtuanya, anak tersebut jadi harus menanggung sendiri 'beban' untuk merawat kedua orangtuanya, sebab ia tak punya saudara.
Hal-hal tersebut menimbulkan China tidak lagi menjadi negara berorientasi pada produksi, namun konsumsi.