News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Staf Alexei Navalny: Jejak Racun Novichok Ditemukan dari Botol Air Kamar Hotel di Siberia

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alexei Navalny Unggah Foto di Instagram, Ungkap akan Segera Kembali ke Rusia

TRIBUNNEWS.COM - Staf Alexei Navalny mengungkapkan ada jejak racun ditemukan pada botol air dari kamar hotel tokoh oposisi itu menginap sebelum jatuh sakit.

Meski demikian, kepada CNN, staf Alexei Navalny mengatakan, botol air itu belum tentu merupakan barang yang digunakan untuk meracuni kritikus Kremlin tersebut.

Bisa saja, tambahnya, racun Novichok ditempatkan pada objek lain.

"Seperti yang kami pahami, botol itu bukanlah sumber zat beracun ini, tetapi lebih mungkin saat dia meminumnya, mulutnya meninggalkan jejak (racun) di botol," tambah Georgy Alburov, staf yang bekerja di Navalny's Anti-Corruption Foundation.

"Kami diberitahu para ahli, ada sejumlah kecil (zat), kemungkinan besar hanya jejaknya (di botol)," terangnya.

Selain Jerman, hasil tes yang menyatakan Navalny diracun dengan Novichok diperkuat oleh dua laboratorium di Prancis dan Swedia.

Baca: Rumah Sakit Jerman yang Rawat Alexei Navalny Kabarkan Pemimpin Oposisi Rusia Itu Bangun dari Koma

Alexei Navalny Unggah Foto di Instagram, Ungkap akan Segera Kembali ke Rusia (IG Alexei Navalny)

Baca: Trump Klaim AS Belum Miliki Bukti Keracunan Alexei Navalny: Kita Harus Fokus pada China, Bukan Rusia

Sebelumnya, Navalny jatuh sakit pada 20 Agustus 2020 dalam penerbangan dari Tomsk ke Moskow.

Alburov mengatakan, dia tetap di Siberia bersama beberapa rekannya selama satu hari untuk menyelesaikan laporan investigasi.

Dia mengatakan, berita tentang kondisi Navalny sampai ke telinga ketika para staf linnya sarapan di hotel.

Dia dan rekan-rekannya kemudian mendapatkan akses ke kamar Navalny untuk mengambil barang-barang pribadinya sebelum dibersihkan.

"Jadi pemikiran pertama kami adalah kami harus semaksimal mungkin mengawetkan apa saja yang mungkin ada hubungannya dengan keracunan, khususnya barang-barang dari kamarnya," terangnya.

"Kami memasukkan semuanya ke dalam kantong plastik dan menyegelnya. Jadi tidak akan ada yang terluka, jika memang ada racun di dalamnya dan agar tidak ada orang lain yang bisa masuk ke dalamnya," jelasnya.

Baca: Alexei Navalny Segera Kembali ke Rusia, Juru Bicara: Tak Ada Opsi Lain untuk Dipertimbangkan

Kecurigaan Staf Navalny terhadap Polisi Lokal yang Hendak Menyita Botol Air dari Kamar Hotel

Lebih lanjut, Alburov mengatakan kepada CNN bahwa polisi lokal di Tomsk menunjukkan 'minat khusus' pada botol air dan berusaha menyita barang tersebut.

"Ketika polisi memeriksa kami, mereka memperhatikan botol air, anehnya, padahal kami mengambil banyak barang lain," katanya.

Ketika dimintai komentar, polisi Tomsk tidak mengomentari masalah tersebut dan merujuk CNN ke Direktorat Utama Kementerian Dalam Negeri Rusia, yang belum menanggapi permintaan CNN.

Kremlin sebelumnya mengatakan "tidak melihat alasan" untuk menyalahkan negara Rusia atas serangan itu atau untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas masalah tersebut.

Kementerian Luar Negeri Jerman menolak berkomentar langsung tentang masalah tersebut ketika dihubungi oleh CNN Kamis.

Alburov menambahkan bahwa tim Navalny meminta akses ke rekaman CCTV hotel tetapi mengetahui bahwa itu telah disita oleh polisi.

Botol-botol itu kemudian dibawa ke Jerman dengan pesawat medis yang sama yang digunakan untuk mengevakuasi Navalny dari Omsk, tempat pesawatnya melakukan pendaratan darurat, ke Rumah Sakit Charite Berlin pada 22 Agustus, di mana dia tetap tinggal.

"Dua minggu kemudian, laboratorium Jerman menemukan jejak Novichok di botol dari Tomsk," kata staf Navalny di Instagram, Kamis (17/9/2020).

"Dan kemudian dua laboratorium lagi yang mengambil tes dari Alexey memastikan bahwa Navalny diracuni olehnya [Novichok)," tambahnya.

Baca: Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok, Apa Itu?

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dekat aparat penegak hukum di lorong sebuah pusat bisnis, yang merupakan kantor Yayasan Anti-Korupsi (FBK) miliknya, di Moskow pada 26 Desember 2019. (Dimitar DILKOFF / AFP)

 Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok

Awalnya Mengira Navalny Diracun saat Minum Teh di Bandara

Lebih jauh, staf kritikus Kremlin itu awalnya mengira Navalny diracuni setelah minum teh di bandara Tomsk sebelum naik penerbangan pulang ke Moskow.

"Sekarang kami mengerti, ini dilakukan sebelum dia meninggalkan kamarnya untuk pergi ke bandara," kata para stafnya, Kamis.

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang membantu pihak berwenang Jerman dalam kasus ini mengatakan, pihaknya juga menjalankan tes pada sampel yang dikumpulkan dari Navalny.

Agen Novichok sama-sama mematikan dan sangat tidak biasa sehingga sangat sedikit ilmuwan di luar Rusia yang memiliki pengalaman nyata dalam menanganinya.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang peran Moskow dalam insiden tersebut.

Novichok juga digunakan dalam serangan Maret 2018 terhadap mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal di kota Salisbury, Inggris.

Baca: Saat Jerman Temukan Racun Saraf Novichok di Tubuh Alexei Navalny, Belarusia Klaim Insiden Itu Hoaks

Baca: Kisah Alexey Navalny, Racun Novichok, dan Proyek Gas Nord Stream 2

Alexei Navalny segera Kembali ke Rusia
Diberitakan sebelumnya, Alexei Navalny dikabarkan akan segera kembali ke Rusia.

Navalny juga mengunggah foto di Instagram untuk pertama kalinya sejak dia diracun, mengumumkan bahwa dia bernapas bebas dari ventilasi.

Mengtuip BBC, dia pingsan dalam penerbangan dari Siberia pada 20 Agustus 2020 lalu.

Tes telah menunjukkan dia diracuni dengan racun saraf Novichok.

Navalny lalu dipindahkan ke rumah sakit Charité di ibu kota Jerman, Berlin.

Staf Navalny mengklaim dia diracun atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi Kremlin membantah terlibat.

 "Semua jurnalis pagi telah mengirim pesan kepada saya dan bertanya, apakah benar Alexei berencana untuk kembali ke Rusia?" kata Kira Yarmysh, Juru Bicara Navalny.

"Sekali lagi saya dapat mengonfirmasi kepada semua orang: tidak ada opsi lain yang pernah dipertimbangkan," tegas Yarmysh.

Pengumuman itu datang tak lama setelah Navalny turun ke Instagram.

"Hai, ini Navalny. Aku telah merindukanmu. Aku masih belum bisa berbuat banyak, tapi kemarin aku berhasil bernapas sendiri sepanjang hari," tulis Navalny.

"Hanya saya sendiri, tidak ada bantuan tambahan, bahkan katup di tenggorokan saya. Saya sangat menyukainya. Ini adalah proses luar biasa yang diremehkan oleh banyak orang. Sangat disarankan," tulis Navalny.

Baca: Saat Jerman Temukan Racun Saraf Novichok di Tubuh Alexei Navalny, Belarusia Klaim Insiden Itu Hoaks

Baca: Trump Klaim AS Belum Miliki Bukti Keracunan Alexei Navalny: Kita Harus Fokus pada China, Bukan Rusia

Rumah Sakit Dijaga Polisi

Ada penjagaan polisi di luar rumah sakit, tempat Navalny dirawat, lapor Ben Tracer dari BBC.

Dua petugas bersenjata di satu pintu masuk dan mobil polisi ditempatkan di luar selama berhari-hari.

Laporan yang belum dikonfirmasi di media Jerman menunjukkan dua unit polisi bersenjata lebih lanjut telah ditempatkan di dalam, di luar bangsal dan di samping tempat tidur politisi.

Baca: Donald Trump Bungkam Ketika Para Pemimpin Dunia Menunggu Jawaban Vladimir Putin Soal Alexei Navalny

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

Kremlin Menolak Pertemuan Navalny dengan Putin

Sementara itu, Kremlin mengesampingkan pertemuan antara Navalny dan Putin setelah tokoh oposisi pulih.

"Kami tidak melihat perlunya pertemuan seperti itu, jadi saya yakin pertemuan seperti itu tidak akan terjadi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menurut kantor berita Interfax.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini