Perinciannya, jet tempur 40 F-4 Phantoms dipersenjatai dengan bom Mark 82, Mark 83 dan Mark 84 dan rudal AGM-65 Maverick, lepas landas dari Hamadan, mengisi bahan bakar di udara, dan membombardir Baghdad. Termasuk pangkalan udara al-Kut.
Sedangkan 48 F-4 lainnya yang lepas landas dari Tehran menyerang pangkalan udara al-Rashid.
Dikutip dari laman Pars, Operasi Kaman-99 berlangsung ukses bagi tentara Iran. Kerugian yang diderita oleh Angkatan Udara Irak cukup besar sehingga dengan operasi ini.
Mereka kehilangan 55 persen dari kekuatannya. Pangkalan Udara al-Rasheed di dekat Baghdad – sebagai salah satu pangkalan utama Irak – kehilangan kapasitas operasionalnya selama 69 hari.
Ini bukan satu-satunya operasi Iran yang berhasil selama Perang Pertahanan Suci.
Pada 28 November 1980, angkatan laut militer Iran bersama angkatan udara berhasil menghancurkan pelabuhan strategis Umm al-Qasr, di pantai barat Sungai Arvand, dan juga menghancurkan dua anjungan besar minyak yang disebut al-Bakr dan al-Amaya.
Operasi yang bersandi Morvarid ini, benar-benar telah memutus ekspor minyak Irak melalui jalur laut setelah terminal-terminal minyak mereka hancur.
Pergerakan kapal kargo dan minyak yang memanfaatkan rute tersebut menjadi terhenti, padahal ia memainkan peran fundamental selama masa perang.
Angkatan Laut Irak telah lumpuh total setelah Operasi Morvarid dan tidak mampu memainkan peran sampai berakhirnya perang. Pembebasan Khorramshahr juga merupakan salah satu operasi yang meruntuhkan kedigdayaan militer Irak.
Akhir 1982, Irak mulai secara sukarela menarik pasukannya dari wilayah Iran yang mereka rebut, dan mulai menjajaki kesepakatan damai.
Namun giliran Iran bergeming. alhasil, kedua negara terlibat jual-beli serangan udara yang menargetkan sejumlah kota penting dan instalasi militer serta sumber minyak masing-masing negara.
Istilah Perang Tanker (Tanker War) juga muncul dalam rangkaian Perang Irak-Iran. Kedua negara saling menyerang kapal tanker pembawa minyak yang melintas di Teluk Persia.
Serangan Iran ke kapal tanker Kuwait kemudian mendorong Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa Barat untuk menempatkan kapal perang di Teluk Persia.
Negara-negara Barat berusaha memastikan aliran minyak ke negara lain yang tidak terlibat Perang Irak-Iran tetap lancar.