News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Istana Tegaskan Raja Malaysia Tunda Pertemuan dengan Anwar Ibrahim

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Ibni Sultan Ahmad Shah Al-Musta'in Billah (kanan) menyetujui pengunduran diri PM Malaysia, Mahathir Mohamad (kiri)

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR -- Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah menunda pertemuannya dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim pada Selasa (22/9/2020) karena harus menjalani perawatan di Institut Jantung Nasional (IJN).

"Pada saat itu, Sultan Abdullah masih menjalani perawatan di bawah pengawasan para ahli medis di IJN," kata Komisaris Rumah Tangga Kerajaan Istana Negara Ahmad Fadil Shamsuddin dalam sebuah pernyataan seperti dilansir The Star, Kamis (24/9/2020).

Dia mengatakan Raja berterima kasih kepada rakyat Malaysia, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, Daim Zainuddin, menteri Kabinet dan setiap individu termasuk Anwar, yang telah berdoa untuk pemulihannya.

"Sultan Abdullah juga mengambil kesempatan ini untuk mengimbau rakyat untuk tetap tenang dan menjaga kesehatan mereka dan mematuhi protokol kesehatan karena negara ini masih menghadapi ancaman pandemi Covid-19," tambahnya.

Dia mengatakan Raja juga meminta semua pihak harus memprioritaskan kesejahteraan rakyat dan negara.

Raja dirawat di Bangsal Kerajaan di IJN pada Senin (21/9/2020).

Istana, yang mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa (22/9/2020) juga mengatakan, Raja akam dipantau oleh para dokter.

Namun sejauh ini tidak ada yang mengkhawatirkan dari kondisinya.

Sebelumnya pada Rabu (23/9/2020), Anwar, mengklaim
ia memiliki mayoritas dukungan yang kuat untuk membentuk pemerintahan berikutnya.

Anwar mengatakan dia seharusnya bertemu Raja bersama dengan Dr Wan Azizah Wan Ismail, tetapi pertemuan itu dibatalkan.

Anwar juga mengklaim dirinya telah menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Baca: Anwar Ibrahim Klaim Telah Gulingkan Pemerintahan PM Malaysia Muhyiddin Yassin

Dalam konferensi pers pada Rabu (23/9/2020), presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) ini mengklaim ia memiliki dukungan parlementarian yang cukup untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Tetapi ia masih tidak mengungkapkan angka-angkanya.

"Secara konklusif, kami memiliki mayoritas yang kuat dan tangguh. Kita tidak berbicara empat atau lima (mayoritas) kita berbicara lebih dari itu," katanya, seperti dilansir The Star, Rabu (23/9/2020).

Ditanya apakah dia memiliki dukungan hampir dua pertiga, Anwar sempat mengatakan ya.

Hadir pula Wan Azizah Wan Ismail dan sekretaris jenderal PKR Saifuddin Nasution saat konferensi pers.

Anwar mengatakan dia seharusnya bertemu yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada Selasa (22/9/2020). Tetapi pertemuan itu ditunda karena Raja sedang dirawat Pusat Jantung Nasional.

Anwar mengatakan dia berdoa untuk kesembuhan Raja. Hal itu disampaikannya melalui percakapan telepon pada Selasa (22/9/2020) malam.

"Dengan dukungan yang jelas dan tak terbantahkan dan mayoritas kepada saya, pemerintah yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin telah jatuh," tegasnya.

"Saya akan bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong ketika dia sudah pulih kesehatannya dan akan memberikan informasi lebih lanjut kepada publik tentang apa yang terjadi selanjutnya," kata Anwar.

Dia mengatakan, akan memberikan rincian lebih lanjut setelah bertemu dengan Raja.

Anwar mengatakan mendapat dukungan dari anggota parlemen dari berbagai pihak, termasuk dari Perikatan Nasional.

Ditanya apakah Mahathir Mohamad akan bergabung untuk mendukung, Anwar berkata, "Belum, dia mungkin memutuskan nanti."

Anwar juga menegaskan, dia tidak ingin membentuk pemerintahan di pintu belakang.

"Pemerintah ini untuk mandat dan dukungan. Mereka yang memutuskan untuk bergabung akan menghormati tata kelola yang baik, anti-korupsi, aturan hukum, termasuk semua ras dan agama."

"Itu adalah posisi yang sangat jelas saya tidak siap untuk berkompromi."

"Saya senang mengatakan mereka yang bersama saya telah memutuskan dan memiliki dukungan yang kuat (terhadap prinsip-prinsip)," katanya.

Anwar juga mengatakan "pengkhianat" yang meninggalkan PKR "tidak ada dalam daftar".(The Star/Bernama/The Straits Times)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini