TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, mengatakan dia yakin Presiden Vladimir Putin ada dibalik insiden keracunan yang dia alami pada 20 Agustus 2020 kemarin.
Navalny mengatakan, kemungkinan besar Vladimir Putin memerintahkan badan intelijen untuk meracuninya, dengan tujuan untuk menghindari "skenario Belarusia dan kerusuhan sipil".
Mengutip The Guardian, Navalny, yang tengah menjalani pemulihan di Jerman setelah jatuh sakit dalam penerbangan dari Tomsk ke Moskow pada Agustus 2020 lalu.
Ia mengatakan kepada majalah berita Der Spiegel bahwa penggunaan zat saraf langka Novichok, artinya serangan terhadap nyawanya diperintahkan dari atas.
"Saya menegaskan bahwa Putin berada di balik kejahatan tersebut, dan saya tidak memiliki penjelasan lain atas apa yang terjadi," kata Navalny dalam wawancara pertamanya sejak keracunan tersebut.
“Hanya tiga orang yang dapat memberi perintah untuk melakukan 'tindakan aktif' dan menggunakan Novichok," tambahnya.
"Mereka yang mengetahui urusan Rusia juga tahu, Direktur FSB Alexander Bortnikov, Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Sergey Naryshkin, dan Direktur GRU tidak dapat membuat keputusan seperti itu tanpa perintah Putin," terangnya.
Baca: Rusia Nyatakan Miliki Bukti Alexei Navalny Kerjasama dengan CIA
Baca: Setelah Diracuni Novichok, Alexei Navalny Hadapi Masalah: Rekening Bank Dibekukan & Apartemen Disita
Sebagai tanggapan atas klaim Navalny, Kremlin telah berulang kali membantah terlibat atas keracunan oposisi Rusia itu.
Sementara itu, Juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan tuduhan itu "menghina dan tidak dapat diterima".
Peskov juga mengatakan dia memiliki informasi bahwa Navalny bekerja dengan CIA.
“Spesialis dari CIA bekerja dengannya dalam waktu ini dan bukan pertama kalinya mereka memberinya berbagai instruksi,” kata Peskov.
Secara terpisah, Vyacheslav Volodin, pembicara Duma Rusia, menyebut Navalny sebagai "baj*ngan tak tahu malu".
Para pejabat Rusia dengan berbagai cara menyatakan bahwa Navalny sama sekali tidak diracuni dan mengkalim Navalny meracuni dirinya sendiri, atau bahwa agen mata-mata barat meracuninya.
“Putin menyelamatkan hidupnya. Jika yang terjadi padanya adalah operasi yang diarahkan khusus oleh dinas keamanan barat maka tuduhan ini sesuai dengan logika. Dia diselamatkan oleh semua orang, mulai dari pilot dan dokter hingga presiden, ” kata Volodin.
Baca: Kritikus Vladimir Putin, Alexei Navalny Keluar dari Rumah Sakit Berlin
Baca: UPDATE Alexei Navalny: Tuntut Rusia Kembalikan Pakaian hingga Permintaan Maaf Ilmuwan Novichok
"Pertama mereka mencoba membunuh Navalny, dia menghabiskan tiga minggu dalam keadaan koma, dan ketika dia pulang, pihak berwenang Rusia mulai berteriak bahwa dia adalah b*jing** yang tidak tahu malu," kata juru bicara Navalny, Kira Yarmysh di Twitter.
"Bahkan saya merasa sulit untuk percaya bahwa ini benar-benar terjadi," tambahnya.
Jawaban Navalny saat Ditanya alasan Putin Gunakan Novichok
Lebih jauh, dalam wawancaranya, Navalny ditanya alasan Puting menggunakan metode perang kimia.
“Kremlin memperhatikan bahwa perlu mengambil tindakan ekstrim untuk menghindari 'skenario Belarusia',” katanya kepada Der Spiegel.
Pesawat di mana Navalny jatuh sakit pada 20 Agustus melakukan pendaratan darurat di Omsk , di mana ia menghabiskan dua hari dalam keadaan koma sebelum diterbangkan dengan jet medis ke Berlin.
Baca: Staf Alexei Navalny: Jejak Racun Novichok Ditemukan dari Botol Air Kamar Hotel di Siberia
Baca: Alexei Navalny Segera Kembali ke Rusia, Juru Bicara: Tak Ada Opsi Lain untuk Dipertimbangkan
Ditanya mengapa Putin mengizinkannya meninggalkan negara jika dia berada di belakang serangan itu, Navalny mengatakan dia telah diselamatkan oleh situasi yang berubah menjadi "reality show" yang ditonton di seluruh dunia.
"Saya yakin mereka bertekad untuk tidak membiarkan saya meninggalkan negara itu, dan itulah mengapa mereka secara terbuka menyatakan saya tidak dalam keadaan fit untuk diangkut," kata Navalny.
“Mereka menungguku mati. Namun karena dukungan dan usaha istri saya, semuanya berubah menjadi semacam reality show, dengan judul 'Navalny dies in Omsk'," tambah Navalny.
Navalny menerangkan, bagi pendukung Putin, penting bagi mereka tidak memberikan status 'korban' kepada musuh mereka.
"Jika saya mati di Omsk atau pergi dengan kerusakan permanen di sana, maka tanggung jawab jelas ada pada mereka," ungkap Navalny.
Navalny mengatakan, dia yakin dia diracuni melalui permukaan yang terkontaminasi di kamarnya di hotel Xander, Tomsk.
"Mungkin karena badan intelijen telah belajar dari keracunan Sergei Skripal 2018 yang gagal di Salisbury," ungkap Navalny.
“Saya yakin mereka menarik kesimpulan dar kasus (Salisbury), ketika 48 orang terkontaminasi dan seorang wanita yang tidak terlibat meninggal. Itulah sebabnya racun itu mungkin tidak dioleskan ke benda yang bahkan tidak bisa saya gunakan, seperti wastafel atau kamar mandi. Atau ponsel saya, yang mungkin saya serahkan kepada (juru bicaranya) Kira (Yarmysh). Saya hanya berspekulasi," jelas Navalny.
"Tampaknya kita berurusan dengan zat yang canggih, dan itu diterapkan pada objek yang hanya akan saya sentuh," tambah Navalny.
Baca: Kritikus Vladimir Putin, Alexei Navalny Keluar dari Rumah Sakit Berlin
Menjelaskan momen di pesawat ketika racun mulai berpengaruh, Navalny berkata: "Anda tidak merasakan sakit, tetapi Anda tahu bahwa Anda sedang sekarat. Dan maksud saya sekarang. Meskipun tidak ada yang menyakiti Anda, Anda hanya berpikir: inilah akhirnya. ”
Lebih jauh, Der Spiegel melaporkan bahwa Navalny telah kehilangan berat badan 12 kilogram, aktivis Rusia tersebut mengatakan bahwa kesehatannya terus membaik dan dokter telah mengatakan kepadanya bahwa dia mungkin pulih 90, bahkan mungkin 100 persen.
“Pada dasarnya, saya adalah kelinci percobaan,” katanya.
"Tidak banyak orang yang dapat Anda amati yang masih hidup setelah diracuni oleh agen saraf," tambahnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)