TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan perang 80 hari untuk meningkatkan perekonomian, menjelang parade militer di mana mungkin dia mungkin mengungkapkan senjata terbarunya.
Mengutip NYPost, Kim Jong Un menyampaikan perintahnya pada saat pertemuan politiro Partai Buruh yang berkuasa, Senin (5/10/2020).
Dikarenakan pandemi Covid-19, Korea Utara mendapatkan lebih banyak tekanan ekonomi.
Belum lama ini, negara tertutup itu juga dilanda badai.
"Kami melakukan presentasi bersejarah dalam upaya 'mahal' kami dengan berani, tahun ini (kami) mengatasi cobaan berat dan kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi kami tidak boleh berpuas diri," katanya, menurut Kantor Berita Pusat Korea.
“Kami masih menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan dan ada banyak tujuan yang harus kami capai dalam tahun ini,” kata Kim Jong Un.
Baca: Xi Jinping dan Kim Jong Un Doakan Kesembuhan Trump Meski Presiden AS Itu Kerap Menyerang Negaranya
Baca: Pertama Kalinya Kim Jong Un Beri Simpati Pemimpin Dunia Terinfeksi Covid-19, Doakan Donald Trump
Pada Agustus kemarin, Kim Jong Un mengumumkan bahwa partai yang berkuasa akan mengadakan kongres pada bulan Januari untuk menyusun rencana lima tahun yang baru.
“Sisa hari hingga Kongres Partai Kedelapan adalah masa perjuangan akhir tahun dan juga tahap terakhir dari pelaksanaan strategi lima tahun pembangunan ekonomi nasional. Sehingga seluruh partai dan seluruh negeri harus saling mengobarkan semuanya," tambahnya.
Tahun lalu, Reuters melaporkan, Kim Jong Un berjanji untuk membuat "terobosan frontal" dalam kampanye untuk membangun ekonomi yang mandiri dalam menghadapi pengetatan sanksi, yang bertujuan untuk mengekang program nuklir dan rudal rezim nakal itu.
Baca: Kim Jong Un Minta Maaf atas Insiden Tewasnya Pejabat Korea Selatan: Saya Sangat Menyesal
Baca: Kim Jong Un Minta Maaf atas Insiden Penembakan Warga Sipil Korsel
Sementara itu, para analis memperkirakan Pyongyang akan menampilkan perkembangan terbaru dalam program-program tersebut pada hari Sabtu selama parade yang menandai ulang tahun ke-75 partai yang berkuasa di negara itu.
Mereka diharapkan mengawasi tanda-tanda bahwa Korea Utara dapat menggunakan acara tersebut untuk mengungkap senjata baru atau menguji coba rudal balistik yang diluncurkan kapal selam.
Negosiasi nuklir antara AS dan Korea Utara terhenti sejak pertemuan puncak dengan Kim dan Presiden Trump yang diadakan di Vietnam tahun lalu gagal menghasilkan kesepakatan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)