TRIBUNNEWS.COM - Sebuah aksi penyerangan yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata tajam terjadi di Notre-Dame Basilica, Nice, Prancis pada Kamis (29/10/2020).
Dalam serangan tersebut, tiga orang tewas, dengan salah satu di antaranya adalah seorang wanita berusia 60 tahun yang kepalanya nyaris terpenggal.
Sementara, itu ada beberapa orang yang terluka, sebagaimana diwartakan Channel News Asia.
Presiden Emmanuel Macron menyebut peristiwa ini sebagai "Serangan teroris Islam."
Pelaku penyerangan diduga kuat merupakan imigran dari Tunisia yang berusia 21 tahun, Brahim Aouissaoui.
Saat peristiwa serangan, Brahim diketahui memegang pisau dan meneriakkan "Allahu akbar."
Serangan ini terjadi kurang dari dua minggu setelah peristiwa pemenggalan seorang guru sekolah menengah di pinggiran kota Paris, Samuel Paty, seusai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para siswanya.
Baca juga: Presiden Turki Minta Warganya Boikot Produk Prancis dan Desak Uni Eropa Hentikan Agenda Anti-Islam
Baca juga: Kontroversi Kartun Nabi Muhammad: Pernyataan Presiden Perancis Tuai Kecaman dan Boikot
Baca juga: Kecam Ujaran Presiden Perancis, Fraksi PKS DPR Kirim Surat Resmi Protes ke Emannuel Macron
Dikutip dari Channel News Asia, peristiwa serangan pria berpisau di Prancis ini pun mendapat kecaman dari pemimpin berbagai negara di dunia.
Kecaman datang mulai dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump hingga pemimpin negara-negara Eropa, Arab, dan Israel.
DUKUNGAN DARI AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA-NEGARA TIMUR TENGAH