TRIBUNNEWS.COM, PARIS — Kepala Jaksa anti-terorisme Prancis, Jean-Francois Ricard mengatakan pelaku dalam serangan Kamis (29/10/2020) adalah seorang pria Tunisia yang lahir pada tahun 1999 lalu.
Pelaku penusukan itu tiba di Eropa pada 20 September lalu di Lampedusa, Italia di lepas pantai Tunisia yang merupakan titik pendaratan utama bagi para migran dari Afrika.
Demikian dilaporkan Reuters, Jumat (30/10/2020).
Seorang sumber keamanan Tunisia dan sumber polisi Prancis menyebut tersangka bernama Brahim Aouissaoui.
Ricard mengatakan kepada sebuah konferensi pers di Nice, bahwa pria itu telah memasuki kota Nice setelah menumpang kereta api pada Kamis (29/10/2020) pagi.
Setibanya di kota itu, ia langsung menuju Gereja, di mana dia menikam dan membunuh seorang berusia 55 tahun dan memenggal kepala seorang wanita berusia 60 tahun.
Lebih lanjut diberitakan, satu dari tiga korban serangan pisau ekstremis di sebuah Gereja di Kota Nice, Prancis pada Kamis (29/10/2020) adalah seorang ibu asal Brasil berusia 44 tahun.
Demikian Kementerian Luar Negeri Brasil mengumumkan seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Jumat (30/10/2020).
Baca juga: Seorang Migran Tunisia Berusia 21 tahun Diiduga sebagai Pelaku Penyerangan Tiga Orang di Gereja Nice
Wanita itu terluka parah dalam serangan di Basilika Notre-Dame di Nice, di tenggara Prancis, oleh seorang imigran Tunisia berusia 21 tahun yang baru-baru ini tiba di negara itu.
“Dia (Ibu asal Brasil) berhasil melarikan diri ke bar terdekat, tetapi meninggal tak lama setelah itu,” kata sumber polisi.
"Beritahu anak-anak saya bahwa saya mencintai mereka."
Demikian dia berhasil mengatakan hal itu sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, menurut laporan saluran televisi Prancis BFM TV.
"Pemerintah Brasil dengan menyesal mengumumkan bahwa salah satu korban jiwa adalah seorang ibu dari Brasil berusia 44 tahun, ibu dari tiga anak, yang tinggal di Prancis," jelas pernyataan kementerian luar negeri.
Pernyataan itu tidak mengkonfirmasi apakah Ibu itu juga memiliki kewarganegaraan Prancis.