TRIBUNNEWS.COM - Berikut hasil perhitungan sementara Pilpres Amerika Serikat 2020 Donald Trump vs Joe Biden.
Pemilihan presiden Amerika Serikat digelar Selasa, 3 November 2020.
Kini, sebagian besar negara bagian sudah menutup pemungutan suara dan mulai menghitung hasilnya.
Berdasarkan data dari Associated Press, per 4 November 2020 pukul 13.03 WIB, Joe Biden masih memimpin tipis dengan 223 electoral votes.
Sementara Donald Trump mengejar dengan 212 electoral votes.
Keadaan sangat mungkin untuk berbalik.
Sebab, beberapa negara bagian seperti Pennsylvania, Georgia, North Carolina, Wisconsin, Nevada dan Michigan belum menutup perhitungan suara.
Sementara itu, 6 negara bagian tersebut didominasi Donald Trump sehingga Donald Trump bisa saja menyikat habis keenam negara bagian tersebut.
Real time perhitungan hasil Pilpres Amerika Serikat 2020 dapat disimak di sini.
Pemenang Pemilu Presiden AS 2020 Ditentukan Melalui Electoral College, Apa Itu Electoral College?
Bagaimana cara kerja Electoral College?
Untuk dicatat, ada 538 suara Electoral di Amerika Serikat. Artinya butuh 270 suara untuk memenangkan Pemilu AS 2020.
Secara teknis, orang Amerika memberikan suara untuk pemilih, bukan kandidat itu sendiri.
Warga Amerika datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih orang yang akan duduk dalam Electoral Collage.
Mereka yang duduk di kursi anggota Electoral-lah yang akan memilih presiden dan wakil presiden.
Para pemilih biasanya adalah loyalis partai yang menjanjikan dukungan untuk kandidat agar memperoleh suara terbanyak di negara bagian mereka.
Mereka biasanya petinggi partai atau sosok yang berafiliasi dengan kandidat presiden dari partainya.
Setiap pemilih mewakili satu suara di Electoral College.
Kandidat yang memenangkan suara terbanyak di negara bagian tersebut mendapatkan semua suara electoral-nya.
Baca juga: Pemilu AS 2020: 4 Hal yang Dipelajari dari Debat Pertama Trump-Biden
Kapan suara pemilih harus disertifikasi?
Undang-undang federal mengharuskan para pemilih bertemu di negara bagian masing-masing dan secara resmi mengirimkan suara mereka ke Kongres pada "Senin pertama setelah Rabu kedua di bulan Desember".
Tahun ini, hal tersebut jatuh paada 14 Desember 2020.
Di bawah hukum AS, Kongres umumnya akan mempertimbangkan hasil negara bagian menjadi "konklusif" jika diselesaikan enam hari sebelum para pemilih bertemu.
Tanggal ini, yang dikenal sebagai tenggat waktu "pelabuhan aman", jatuh pada 8 Desember tahun ini.
Suara itu secara resmi dihitung oleh Kongres tiga minggu kemudian dan presiden dilantik pada 20 Januari.
Bagaimana jika seorang kandidat tidak mendapatkan 270 suara?
Salah satu kelemahan dari lembaga Electoral College adalah dapat menghasilkan hasil seri 269-269.
Jika itu terjadi, Dewan Perwakilan Rakyat yang baru terpilih akan memutuskan nasib kepresidenan pada 6 Januari, dengan suara masing-masing negara bagian ditentukan oleh delegasi, seperti yang disyaratkan oleh Amandemen ke-12 Konstitusi AS.
Saat ini, Partai Republik mengontrol 26 delegasi negara bagian, sedangkan Demokrat mengontrol 22.
Michigan memiliki tujuh Demokrat, enam Republik dan satu independen.
Sementara, Pennsylvania terikat antara anggota Demokrat dan Republik.
Baca juga: Anak Donald Trump: Ayah Saya Kehilangan Banyak Uang untuk Calonkan Diri Sebagai Presiden
Baca juga: Presiden AS Donald Trump Menyatakan Dirinya Kini Kebal terhadap Virus Corona Covid-19
Akankah sistem berubah?
Para kritikus mengatakan Electoral College gagal menyuarakan keinginan rakyat.
Seruan untuk menghapus sistem meningkat setelah George W Bush memenangkan pemilu 2000 meskipun kehilangan suara populer, dan lagi pada 2016 ketika Trump meraih kemenangan serupa.
Electoral College diamanatkan dalam Konstitusi, jadi menghapusnya akan membutuhkan amandemen konstitusi.
Amandemen tersebut membutuhkan persetujuan dua pertiga dari DPR dan Senat dan ratifikasi oleh negara bagian, atau konvensi konstitusional yang disebut oleh dua pertiga badan legislatif negara bagian.
Partai Republik, yang mendapat manfaat dari Electoral College pada pemilu 2000 dan 2016, tidak mungkin mendukung amandemen semacam itu.
Masing-masing negara bagian memiliki kebebasan untuk mengubah cara pemilih mereka dipilih, dan para ahli telah mengajukan proposal untuk mereformasi sistem tanpa amandemen konstitusi.
Di bawah satu proposal, negara bagian akan membentuk kesepakatan dan setuju untuk memberikan semua suara elektoral mereka kepada calon mana pun yang memenangkan suara rakyat nasional.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Andari Wulan Nugrahani)