TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Kesehatan Brasil mengumumkan uji coba vaksin virus corona asal China, Anvisa dapat kembali dilanjutnya.
Dua hari lalu, Anvisa menangguhkan uji coba vaksin di Brasil, dengan alasan terjadi insiden yang dinilai merugikan, setelah sukarelawan meninggal dunia.
Namun, Kepala Lembaga yang melaksanakan uji coba vaksin tersebut mengatakan, kematian sukarelawan tak ada hubungannya dengan vaksin.
Mengutip BBC, dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (11/11/2020) Anvisa menulis, mereka sekarang "memiliki informasi yang cukup untuk melanjutkan uji coba vaksin."
"Penting untuk mengklarifikasi bahwa penangguhan tidak selalu diartikan produk yang tengah diteliti tidak menawarkan kualitas, keamanan atau kemanjuran," tuturnya.
Baca juga: Tinggalkan Bandung, Penyerang Persib Berlatih Bersama Pesepakbola Brasil
Baca juga: Alasan Protokol 3M Dijalankan Meski Ada Vaksin Covid-19
Kritik Jair Bolsonaro
Secara terpisah, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro sebelumnya menyatakan, penangguhan uji coba vaksin Anvisa merupakan "kemenangan".
Bolsonaro telah lama mengkritik vaksin Anvisa karena hubungannya dengan China.
Dia juga mengatakan vaksin Anvisa tak akan dibeli oleh negaranya.
Setelah pengumuman uji coba vaksin Anvisa akan dilanjutkan, Bolsonaro belum memberikan komentar.
Seperti diketahui, Brasil menjadi satu di antara negara paling parah terkena dampak penyebaran virus corona.
Hingga hari ini Kamis (12/11/2020), Brasil telah mengonfirmasi infeksi virus corona lebih dari 5,7 juta.
Baca juga: Pemain Muda dari Brasil yang Tinggalkan Arema FC Masih Berharap Bermain di Liga Indonesia
Baca juga: Perlukah Vaksin untuk Orang yang Pernah Terpapar Covid-19? Ini Penjelasan Ahli
Mengapa Uji Coba Sempat Dihentikan?
Pada Senin (9/11/2020), Anvisa memutuskan untuk menghentikan uji klinis vaksin CoronaVac, setelah ada laporan insiden yang sangat merugikan.
Anvisa tidak mengungkapkan secara detail apa yang terjadi dan di mana insiden itu berlangsung.
Kepala Institut Butantan, Dimas Covas yang melakukan uji coba ini mengatakan kepada media lokal, penangguhan penelitian terkait dengan kematian sukarelawan.
Namun, Covas bersikeras kematian tersebut tidak terkait dengan vaksin.
Laporan media mengatakan, aparat polisi tengah menyelidiki kematian tersebut sebagai bunuh diri.
Baca juga: 1.000-2.000 Relawan Terlibat Dalam Uji Klinis, Ini Pendapat IDI Tentang Keamanan Vaksin Covid-19
Baca juga: Wapres UEA Sheikh Mohammed Terima Uji Coba Vaksin Virus Corona
Jeda dalam Uji Coba
Untuk dicatat, jeda dalam uji klinis bukanlah hal yang aneh.
Pada September lalu, Inggris menghentikan uji coba untuk vaksin Covid-19, setelah seorang sukarelawan diduga mengalami reaksi.
BBC melaporkan,uji coba untuk vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford dilanjutkan beberapa hari kemudian setelah regulator mengatakan aman untuk dilanjutkan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)