News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19 di Jepang, Dokter Minta Siapkan ECMO

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Osamu Nishida, Direktur Perkumpulan Pengobatan Intensif Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Antisipasi gelombang ketiga penyebaran Covid-19, Dokter Jepang meminta pemerintah menyiapkan berbagai peralatan.

Salah satunya ECMO (peralatan kardiopulmoner) untuk pernapasan buatan, agar tidak kekurangan seperti sebelumnya.

"Kami tidak merekomendasikan penghentian atau penangguhan pengobatan. Persiapan salah satunya ECMO yang cukup perlu dilakukan pula. Dalam kejadian yang tidak terduga, dokter, pasien, dan keluarga mereka dapat berdiskusi dan menanggapi dengan tepat," papar Osamu Nishida, Direktur Perkumpulan Pengobatan Intensif Jepang, Sabtu (14/11/2020).

"Tetapi yang paling penting adalah tidak jatuh ke dalam situasi ini. Setiap orang harus meningkatkan kesadaran mereka tentang pencegahan infeksi sekali lagi dan menghindari hal yang terburuk," ujarnya.

Jumlah warga yang terinfeksi Covid-19 kemarin di Jepang mencapai 1.733 orang dan terbanyak ada di Tokyo sebanyak 352 orang, Hokkaido 230 orang serta berbagai kota lainnya di Jepang.

Baca juga: Aegis Ashore Jepang Sementara akan Dialihkan Tugasnya ke Aegis Destroyer

Infeksi virus corona baru menyebar dengan cepat memasuki musim dingin ini, dan sumber daya medis seperti peralatan kardiopulmoner buatan ECMO tidak cukup.

Dalam persiapan untuk situasi terburuk seperti itu, Perkumpulan Pengobatan Perawatan Intensif Jepang telah memberikan tindakan pencegahan saat menghentikan atau menahan pengobatan untuk pasien yang kemungkinan tidak akan pulih, untuk memprioritaskan pengobatan untuk pasien yang diharapkan menjadi lebih efektif.

"Kami telah merangkum rekomendasinya. ECMO atau alat kardiopulmoner buatan, respirator buatan, dan tempat tidur di ruang perawatan intensif yang menjaga nyawa orang yang terinfeksi virus corona. Sumber daya medis ini secara bertahap meningkat, tetapi jumlahnya terbatas," jelas dia.

Ketika infeksi menyebar lagi di Jepang, Perkumpulan Pengobatan Intensif Jepang telah menyusun rekomendasi baru jika terjadi kasus terburuk kekurangan sumber daya medis, seperti ECMO karena jumlah pasien yang sakit kritis terus meningkat.

Baca juga: Tokyo, Osaka dan Fukuoka di Jepang Bersaing Ketat Agar Menjadi Kota Finansial Internasional

Hal ini menunjukkan cara berpikir dan kewaspadaan ketika menghentikan atau menahan pengobatan untuk pasien yang tidak mungkin pulih untuk memprioritaskan alokasi sumber daya medis kepada pasien yang dapat mengharapkan lebih banyak efek.

Menurut proposal perkumpulan para ahli itu:

- Penghentian atau penangguhan pengobatan harus didiskusikan oleh tim medis, bukan oleh dokter individu.

- Keputusan akan dibuat dengan mempertimbangkan niat dan validitas medis pasien.

- Berdasarkan persetujuan keluarga kecuali pasien dapat menilai dirinya sendiri

- Niat pasien dan keluarganya dapat berubah setiap saat, jadi kami akan merespon sesuai situasi kondisi yang ada.

Selain itu, selain memberikan perawatan medis dan keperawatan yang tepat seperti perawatan paliatif untuk menghilangkan rasa sakit bahkan setelah dihentikan atau ditahan, juga merawat tekanan mental keluarga, dan mencatat proses pengambilan kebijakan dan kandungan medis sehingga dapat diverifikasi nanti.

Sementara itu telah terbit buku baru yang sangat menarik, "Rahasia Ninja di Jepang" mengenai berbagai hal rahasia terkait "mata-mata" ninja yang beroperasi di Jepang sejak ratusan lalu lalu, informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini