Tim tersebut terdiri dari sekitar 500 orang, lebih dari setengahnya adalah wanita.
Sekitar 40% dari tim mewakili komunitas yang secara historis kurang terwakili dalam pemerintah federal, kata seorang pejabat transisi.
Komunitas yang dimaksud mencakup orang non kulit putih, individu yang diidentifikasi sebagai LGBTQ + dan orang dengan disabilitas.
"Selama berbulan-bulan, transisi Biden-Harris telah meletakkan pondasi bagi pemerintahan Biden-Harris, dan inti dari pekerjaan itu adalah komitmen kuat terhadap keberagaman," kata Ted Kaufman, ketua bersama transisi Biden-Harris.
"Saat kami terus bekerja dengan kecepatan penuh sebelum Pelantikan, kelompok pemimpin dan staf kami yang beragam mencerminkan Amerika."
"Kami menjunjung tinggi keyakinan Presiden terpilih Biden dan Wakil Presiden terpilih Harris bahwa melalui suara yang beragam, kita dapat mengembangkan dan menerapkan visi kebijakan untuk mengatasi tantangan terberat bangsa kita."
Angka-angka keragaman juga tercermin dalam kampanye kepresidenan Biden.
Pada bulan September lalu, Biden mengatakan 46% staf waktu penuh dan 40% staf seniornya adalah orang dengan berbagai ras.
Wanita merupakan bagian besar kampanye Biden, yaitu 59%.
Seorang pejabat transisi mengatakan tim memberikan pembaruan mingguan kepada kepemimpinannya untuk melacak kemajuan yang dibuat dalam keragamannya.
Biden telah berulang kali berjanji untuk memastikan keragaman dalam pemerintahan dan kabinetnya akan menjadi prioritas utama.
"Pemerintahan saya akan terlihat seperti Amerika, bukan hanya staf saya, pemerintahan dari wakil presiden langsung hingga anggota Kabinet hingga pemain utama di Gedung Putih, dan pengadilan," kata Biden selama saat pidato bulan Juni lalu.
Agenda itu berfokus pada masalah yang terkait dengan Komunitas Asia Amerika dan Kepulauan Pasifik.
"Ini akan menjadi cerminan dari siapa kita sebagai bangsa."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)