News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hati-hati, Dokter Ambil Organ Korban Kecelakaan Mobil Lalu Menjualnya Setelah Menipu Keluarga

Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah orang termasuk dokter senior di China sudah dipenjara karena terlibat dalam sindikasi penjualan organ. Dokter akan mengambil organ yang kemudian akan dijual kepada individu atau rumah sakit lain yang dihubungi secara rahasia oleh jaringan perdagangan manusia. Foto sekadar ilustrasi.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebanyak enam orang, termasuk sejumlah dokter, telah ditahan setelah diketahui mengambil organ korban kecelakaan secara ilegal.

Mereka menipu keluarga korban dengan cara keluarga menandatangani formulir sumbangan organ yang sah namun tidak diberitahu terlebih dulu.

Media lokal melaporkan bahwa mereka termasuk di antara enam orang yang dipenjara karena mengambil organ dari korban kecelakaan setelah menipu keluarga almarhum agar mengira mereka melakukan sumbangan organ resmi.

Antara 2017 dan 2018 mereka mengambil hati dan ginjal dari 11 orang di sebuah rumah sakit di provinsi Anhui, di timur negara yang luas itu, dikutip Daily Star, Sabtu (28/11/2020).

China sedang berjuang melawan kekurangan organ yang sangat besar dan telah berjuang untuk memenuhi permintaan melalui sumbangan publik.

Menurut laporan lokal, jaringan perdagangan manusia termasuk empat dokter tingkat tinggi, beberapa di antaranya bekerja di bagian pengadaan organ di rumah sakit.

Mereka dilaporkan menargetkan korban kecelakaan mobil atau pasien yang menderita pendarahan otak di Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Huaiyuan di Anhui.

Kepala unit perawatan intensif, Yang Suxun, akan mendekati anggota keluarga pasien dan menanyakan apakah mereka setuju untuk menyumbangkan organ orang yang mereka cintai.

Baca: Viral Kisah Ayah Jual Ginjal demi Pengobatan Anaknya Sakit Epilepsi dan Lumpuh, Pemkab Turun Tangan

Dokter melakukan operasi pengambilan organ untuk dijual kembali. Mereka menipu keluarga korban dengan cara menyuruh menandatangani sebuah dokumen berisi persetujuan namun tidak diberitahu terlebih dulu. Foto sekadar ilustrasi.

Anggota keluarga kemudian akan menandatangani apa yang nantinya akan berubah menjadi formulir persetujuan palsu.

BACA SELENGKAPNYA --->

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini