News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reaksi Dunia atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya. Simak reaksi dunia atas tewasnya Mohsen Fakhrizadeh berikut ini.

Venezuela

Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza mengutuk serangan di Twitter, menyebut pembunuhan ilmuwan itu sebagai "serangan teroris".

Siapakah Mohsen Fakhrizadeh?

Mohsen Fakhrizadeh adalah ilmuwan nuklir Iran paling terkenal sekaligus perwira senior Korps Pengawal Revolusi Islam elite.

Negara-negara Barat telah lama menganggap Fakhrizadeh sebagai orang yang sangat kuat dan berperan penting dalam program nuklir Iran.

Menurut dokumen rahasia yang diperoleh Israel pada 2018, Fakhrizadeh memimpin program pembuatan senjata nuklir.

Pada saat itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku tahu Fakhrizadeh sebagai kepala ilmuwan dalam program tersebut.

Netanyahu juga mendesak semua pihak untuk "mengingat nama Fakhrizadeh".

Pada 2015, New York Times membandingkan Fakhrizadeh dengan J. Robet Oppenheimer.

Oppenheimer adalah fisikawan yang mengarahkan Manhattan Project, yang selama Perang Dunia Kedua menghasilkan senjata atom pertama.

Selain itu, Fakhrizadeh dikatakan telah memimpin Project Amad, program terselubung yang didirikan pada tahun 1989 untuk meneliti potensi pembuatan bom nuklir.

Proyek itu ditutup pada tahun 2003, meskipun Netanyahu mengatakan bahwa Fakhrizadeh diam-diam kembali memimpin program untuk melanjutkan Project Amad.

International Atomic Energy Agency (IAEA) telah lama ingin berbicara dengan Fakhrizadeh, sebagai bagian dari penyelidikan terhadap program nuklir Iran.

Iran dicurigai menggunakan program tersebut sebagai kedok untuk mengembangkan bom nuklir.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini