Lalu, warna merah dipilih karena berarti berani, serta terasosiasi dengan gairah, hati, dan cinta.
Baca juga: Jokowi Minta Pemberantasan Stunting hingga HIV/AIDS Harus Tetap Dijalankan
Baca juga: Pabrik Obat HIV/AIDS Pertama di Indonesia Berdiri di Semarang, Ini Kata Gubernur Ganjar
Pada masa-masa awal simbol pita merah dicetuskan, para seniman membuat dan mendistribusikannya sendiri ke berbagai galeri seni dan teater di New York.
Awalnya, mereka menyertakan beberapa teks untuk menjelaskan makna pita.
Namun, seiring berjalannya waktu, teks tersebut tak dibutuhkan karena pita merah semakin terkenal.
Dalam beberapa minggu setelah pendistribusian awal, pita merah bisa dilihat di acara-acara terkenal, seperti karpet merah Oscar.
Media pun memperhatikan dan dalam waktu singkat, pita merah diakui secara universal.
Pada 1992 ketika Paskah, 100.000 pita merah dibagikan kepada penonton konser yang digelar untuk mengenang Freddie Mercury, di Stadion Wembley.
Pita merah dalam perjalanannya menjadi kekuatan ampuh dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV.
Tak hanya itu, pita merah juga menginspirasi badan amal lain untuk memanfaatkan simbol tersebut, seperti pita merah muda untuk meningkatkan kesadaran mengenai kanker payudara.
Sejarah Hari AIDS Sedunia
Masih mengutip laman yang sama, Hari AIDS Sedunia menjadi kesempatan bagi orang-orang di seluruh dunia untuk bersatu memerangi HIV.
Selain itu, Hari AIDS Sedunia juga bisa menjadi ajang menunjukkan dukungan bagi penderita HIV, serta mengenang mereka yang meninggal karena penyakit terkait AIDS.
Diperingatinya Hari AIDS Sedunia setiap tahun berawal dari Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia untuk membahas program pencegahan AIDS pada 1988.
Sejak saat itu, Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember mulai diperingati pihak pemerintah, organisasi internasional, dan yayasan amal di seluruh dunia.