TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan nuklir top Iran Mohsen Fakhrizadeh tewas dalam penyergapan di dekat Ibu Kota Iran, Teheran pada Jumat (27/11/2020).
Menurut kementerian luar negeri Iran, Fakhrizadeh ditembak "oleh teroris" di dalam kendaraan yang dia tumpangi di pinggiran kota Teheran timur.
Belum ada klaim pertanggungjawaban atas pembunuhan Fakhrizadeh.
Ilmuwan nuklir tersebut telah lama dicurigai oleh intelijen Barat dan Israel sebagai pemimpin program nuklir militer Iran sampai pembubarannya pada awal tahun 2000-an.
Baca juga: Qatar Kecam Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran
Baca juga: Direktur CIA Era Obama Kutuk Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran
Tetapi beberapa orang menuding Israel dan Amerika Serikat atas pembunuhan ilmuwan nuklir tersebut.
Kematian sang ilmuwan nuklir disinyalir dapat mengancam ketegangan antara Teheran dan Washington di ujung kepresidenan Donald Trump.
Tak sedikit pemimpin dunia yang memberikan reaksi atas tewasnya ilmuwan nuklir Iran itu.
Mengutip Al Jazeera, berikut ini Tribunnews rangkum reaksi para pemimpin dunia terhadap pembunuhan nuklir tersebut:
Iran
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei mengatakan prioritas pertama Iran setelah pembunuhan itu adalah "hukuman definitif bagi para pelaku dan mereka yang memerintahkannya".
Sementara Presiden Hassan Rouhani menuduh Israel berada di balik pembunuhan itu.
"Sekali lagi, tangan jahat arogansi global ternoda dengan darah rezim Zionis perampas tentara bayaran," kata Rouhani dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri negara itu Mohammad Javad Zarif juga menuduh Israel melakukan serangan itu.
Israel
Menteri Kabinet untuk Urusan Pemukiman Tzachi Hanegbi mengaku, dia "tidak tahu" siapa yang berada di balik pembunuhan Fakhrizadeh.
"Saya tidak tahu siapa yang melakukannya," kata Hanegbi kepada N12's Meet the Press.
"Bukan karena bibir saya tertutup karena saya bertanggung jawab, saya benar-benar tidak tahu," tambah Hanegbi.
Untuk diketahui, Hanegbi adalah orang kepercayaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Sejarah Krisis Nuklir di Iran hingga Berujung pada Pembunuhan Seorang Ilmuwan
Uni Eropa
Sebuah pernyataan dari juru bicara Uni Eropa menyebut pembunuhan Fakhrizadeh sebagai "tindakan kriminal" yang "bertentangan dengan prinsip penghormatan terhadap hak asasi manusia yang diperjuangkan Uni Eropa".
Ia juga mendesak semua pihak untuk menunjukkan "ketenangan dan pengekangan yang maksimal".
"Dalam masa-masa yang tidak pasti ini, lebih penting dari sebelumnya bagi semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri untuk menghindari eskalasi yang tidak dapat menjadi kepentingan siapa pun," kata pernyataan itu.
Baca juga: POPULER Internasional: Teman Dekat Sebut Diego Maradona Mati Miskin | Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh
Qatar
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengutuk pembunuhan itu dalam panggilan telepon dengan Zarif.
Dalam panggilan telepon, Sheikh Mohammed buka suara kepada QNA, kantor berita negara Qatar.
"Langkah-langkah seperti itu hanya akan berkontribusi untuk mengobarkan lebih banyak 'bahan bakar' pada saat kawasan dan komunitas internasional sedang mencari cara untuk mengurangi ketegangan dan kembali ke meja dialog dan diplomasi", terangnya.
Dia juga menyampaikan belasungkawa Qatar kepada pemerintah dan rakyat Iran dan menyerukan menahan diri.
Baca juga: Ilmuwan Nuklir Terkemukanya Dibunuh di Dekat Teheran, Iran Tuduh Israel dan Akan Balas Dendam
PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk pembunuhan Fakhrizadeh sambil mendesak pengekangan untuk menghindari "peningkatan ketegangan".
"Kami mendesak untuk menahan diri dan kebutuhan untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di kawasan itu," kata seorang juru bicara PBB.
"Kami mengutuk setiap pembunuhan atau pembunuhan di luar hukum," tegasnya.
Baca juga: Iran Bersumpah Akan Membalas Setelah Ilmuwan Nuklir Top Iran Ditembak Mati
Suriah
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menuduh Israel dan "mereka yang mendukungnya" berada di balik pembunuhan Fakhrizadeh.
Menurutnya, pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir tersebut merupakan tindakan yang hanya akan memicu lebih banyak ketegangan di wilayah tersebut.
Baca juga: Krisis nuklir Iran dalam 300 kata
Turki
Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk pembunuhan Fakhrizadeh sebagai "pembunuhan keji" dan menyerukan agar para pelaku serangan dimintai pertanggungjawaban.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/11/2020), Kementerian Luar Negeri juga mendesak "semua pihak untuk bertindak dengan akal sehat dan menahan diri".
Sementara itu, juru bicara parlemen Turki menyebut mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu sebagai "teroris".
"Pembunuhan ilmuwan Iran adalah tindakan terorisme. Apakah itu dilakukan oleh organisasi ilegal atau "legal" atau negara tidak ada bedanya, "kata Mustafa Sentop di Twitter.
Jerman
Jerman menyerukan ketenangan dan mengatakan semua pihak harus menghindari mengambil langkah apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi.
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menghindari mengambil tindakan apa pun yang dapat mengarah pada eskalasi baru," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman.
Baca juga: 4 Pakar Nuklir Iran yang Tewas Dibunuh, Mossad, Dinas Rahasia Israel Jadi Tertuduh Utama
Venezuela
Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza mengutuk serangan di Twitter, menyebut pembunuhan ilmuwan itu sebagai "serangan teroris".
Siapakah Mohsen Fakhrizadeh?
Mohsen Fakhrizadeh adalah ilmuwan nuklir Iran paling terkenal sekaligus perwira senior Korps Pengawal Revolusi Islam elite.
Negara-negara Barat telah lama menganggap Fakhrizadeh sebagai orang yang sangat kuat dan berperan penting dalam program nuklir Iran.
Menurut dokumen rahasia yang diperoleh Israel pada 2018, Fakhrizadeh memimpin program pembuatan senjata nuklir.
Pada saat itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku tahu Fakhrizadeh sebagai kepala ilmuwan dalam program tersebut.
Netanyahu juga mendesak semua pihak untuk "mengingat nama Fakhrizadeh".
Pada 2015, New York Times membandingkan Fakhrizadeh dengan J. Robet Oppenheimer.
Oppenheimer adalah fisikawan yang mengarahkan Manhattan Project, yang selama Perang Dunia Kedua menghasilkan senjata atom pertama.
Selain itu, Fakhrizadeh dikatakan telah memimpin Project Amad, program terselubung yang didirikan pada tahun 1989 untuk meneliti potensi pembuatan bom nuklir.
Proyek itu ditutup pada tahun 2003, meskipun Netanyahu mengatakan bahwa Fakhrizadeh diam-diam kembali memimpin program untuk melanjutkan Project Amad.
International Atomic Energy Agency (IAEA) telah lama ingin berbicara dengan Fakhrizadeh, sebagai bagian dari penyelidikan terhadap program nuklir Iran.
Iran dicurigai menggunakan program tersebut sebagai kedok untuk mengembangkan bom nuklir.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)