TRIBUNNEWS.COM - CEO raksasa penyedia vaksin Pfizer, Albert Bourla mendesak pemerintah negara-negara dunia untuk tidak terburu-buru membuka ekonomi meski ada optimisme kemungkinan penggunaan vaksin Covid-19.
Berbicara pada Rabu (2/11), Bourla menyebut pemerintah harus lebih hati-hati.
"Mengingat tekanan untuk membuka ekonomi, (pemerintah) diharapkan tidak membuat kesalahan," kata Bourla, dalam pertemuan virtual yang diselenggarakan di negara asalnya, Yunani.
Pejabat eksekutif Pfizer tersebut mengatakan tahap awal program vaksinasi nasional dimungkinkan dapat memiliki dampak yang besar bagi ekonomi.
Ia memprioritaskan penggunaan vaksin untuk kelompok yang rentan, seperti petugas medis dan kelompok lanjut usia.
"Vaksin adalah satu alat untuk mengendalikan penyakit ini .. Tidak lama lagi, kita akan kembali ke keadaan normal. Tapi sudah pasti bukan sekarang," kata Bourla, dikutip dari Associated Press, Kamis (3/12/2020).
Pendapat Bourla ini hadir setelah Inggris Raya menjadi wilayah pertama yang menyetujui vaksin yang dikembangkan Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech.