Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada Politico pada hari Rabu kemarin, Departemen Luar Negeri AS tidak menampik kabar bahwa mereka akan melakukan pengurangan staf di Irak.
"Departemen Luar Negeri terus menyesuaikan kehadiran diplomatiknya di kedutaan dan konsulat di seluruh dunia, sejalan dengan misinya, lingkungan keamanan lokal, situasi kesehatan, dan bahkan hari libur," kata seorang pejabat departemen tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa AS harus memastikan keamanan seluruh warga negaranya, termasuk para staf kedutaan.
"Memastikan keamanan personel pemerintah AS, warga AS, dan keamanan fasilitas kami, tetap menjadi prioritas tertinggi kami," tegas pejabat tersebut.
Sebelumnya, laporan terbaru muncul setelah Trump mempertimbangkan untuk menutup Kedutaan AS di Baghdad.
Menyusul kekhawatiran badan intelijen AS yang disampaikan pada September lalu, terkait kemungkinan dilakukannya serangan terhadap pasukan serta Kedutaan AS di Irak.