News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Penjelasan WHO Terkait Temuan Varian Baru Covid-19 di Inggris

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona. Studi dari Harvard Medical School menyatakan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) kemungkinan sudah ada dan menyebar di China sejak Agustus 2019.

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angkat suara mengenai varian baru virus corona (Covid-19) yang telah muncul di Inggris.

Pakar utama keadaan darurat WHO, Mike Ryan mengatakan pihaknya telah dilaporkan mengenai adanya varian baru Covid-19.

"Kami mengetahui varian genetik ini dilaporkan pada 1.000 individu di Inggris," kata Mike Ryan dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (15/12/2020).

WHO tidak melihat adanya perilaku berbeda dengan jenis virus yang ada.

Bahkan tidak ada indikasi varian ini menyebabkan dampak yang lebih buruk atau membuat vaksin tak manjur menakhlukannya.

"Pihak berwenang sedang melihat signifikansinya. Kami telah melihat banyak varian, virus ini berevolusi dan berubah dari waktu ke waktu," jelasnya.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyebut setidaknya 60 otoritas lokal telah melaporkan kasus Covid-19 yang disebabkan varian baru tersebut.

Baca juga: Jika Sudah Divaksin, Apakah Masih Berpotensi Menularkan Virus Corona? Ini Pendapat Ahli

Para ilmuwan Inggris sedang melakukan penelitian terperinci mengenai varian baryu Covid-19.

"Saat ini kami telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 kasus atas varian baru ini, terutama di Inggris Selatan.”

 “Kami tidak tahu sejauh mana dampak dari varian baru ini. Tetapi kami harus bertindak cepat dan tegas untuk mengendalikannya, sementara vaksin masih belum diluncurkan," jelasnya.

Pakar dari Universitas Birmingham Alan McNally menilai terlalu dini untuk memastikan mutasi itu terhadap perilaku virus.

"Jangan panik. Bukan berarti penyakit ini lebih menular, cepat menyebar, atau berbahaya, tetapi memang harus diperhatikan,” ujarnya.(Reuters/AFP/BBC)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini