Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
Hal itu disampaikan Putin, Selasa (15/12/2020), setelah Biden memenangkan suara Electoral College semua negara bagian yang secara resmi menentukan pemenang pemilu AS.
Demikian Kremlin menyampaikan kepada media, seperti dilansir Reuters, Selasa (15/12/2020).
Sebelumnya Kremlin telah mengatakan masih menunggu hasil resmi pemilu sebelum mengucapkan selamat kepada pemenangnya.
Bahkan ketika negara-negara lain mengucapkan selamat kepada Biden atas kemenangan pada hari-hari setelah pemungutan suara 3 November lalu, Rusia masih menanti hasil dan keputusan Electoral Colleg, Selasa (15/12/2020).
"Saya siap untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan Anda," kata Kremlin seperti mengutip ucapan Putin, saat menyampaikan selamat kepada Biden.
"Putin berharap presiden terpilih AS selalu sukses dan menyatakan keyakinan bahwa Rusia dan Amerika Serikat akan berkontribusi untuk keamanan dan stabilitas global, benar-benar membantu menyelesaikan banyak masalah dan tantangan yang dihadapi dunia," kata Kremlin.
Baca juga: Setelah Electoral College Kukuhkan Kemenangannya, Biden Kritik Keras Trump
Baca juga: Joe Biden Pidato dari Delaware, Sebut Trump Salahgunakan Kekuasaan
Baca juga: Trump Disebut Berencana Gelar Acara Spektakuler saat Pelantikan Joe Biden Demi Rebut Perhatian
Pada Selasa (15/12/2020), Electoral College atau Dewan Elektoral secara resmi menyatakan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat (AS) ke-46.
Biden memperoleh mayoritas suara elektoral (electoral vote) yang solid, yakni 306 suara dan memastikan kemenangannya dalam pemilu bulan lalu.
Pemungutan suara Electoral College menjadi sangat penting tahun ini karena penolakan Presiden Donald Trump untuk mengakui dia telah kalah.
Setiap empat tahun, orang-orang yang duduk di Dewan Elektoral adalah yang sebenarnya menentukan siapa presiden dan wakil presiden baru AS.
California, negara bagian AS yang paling padat penduduknya, menempatkan Biden di atas 270 suara yang diperlukan untuk memenangkan Electoral College, ketika 55 pemilihnya dengan suara bulat melemparkan surat suara untuknya dan pasangannya, Kamala Harris.
Biden dan Harris - wanita pertama, warga kulit hitam pertama dan orang Asia Amerika pertama yang menjadi wakil presiden terpilih - akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Dalam pidato sekitar 13 menit, Biden, mantan wakil presiden di era Barack Obama menyerukan persatuan sambil menyuarakan keyakinan bahwa lembaga demokrasi negara itu telah bekerja keras untuk demokrasi menghadapi upaya Trump untuk membalikkan hasil pemilu.
"Nyala api demokrasi telah menyala di negara ini sejak lama," tegas Biden.
"Kita sekarang tahu, bahkan tidak ada pandemi atau penyalahgunaan kekuasaan yang dapat memadamkan api itu."
Biden menekankan bahwa Trump dan sekutunya mengajukan "banyak " gugatan hukum untuk menolak hasil pemilu tanpa hasil.
Dia juga mencatat margin 306-232 suara di Electoral College sama dengan kemenangan Trump 2016 lalu.
Di bawah sistem dari tahun 1780-an, seorang kandidat menjadi presiden AS bukan ditentukan dengan memenangkan suara rakyat (popular vote) tetapi melalui sistem Electoral College, yang mencabut suara pemilih ke 50 negara bagian dan Distrik Columbia berdasarkan representasi kongres.
Pada 2016, Trump mengalahkan kandidat Demokrat, Hillary Clinton meskipun kalah popular vote dengan hampir 3 juta suara.
Namun sekarang Biden juga memenangkan popular vote dalam pemilu November dengan lebih dari 7 juta suara.(Reuters/AP)