Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang akan menyiapkan dana senilai 250 miliar yen untuk mendukung proyek-proyek "kota pintar" perusahaan Jepang di Asia Tenggara, dalam persaingan dengan China, Korea Selatan dan pesaing asing lainnya, dan untuk membantu langkah-langkah dekarbonisasi lebih lanjut.
"Pemerintah akan mendorong perusahaan Jepang untuk berpartisipasi dalam proyek di 26 kota di 10 anggota Asean, termasuk Hanoi, Kota Ho Chi Minh, Jakarta, Bangkok, Singapura dan Kuala Lumpur," ungkap sumber Tribunnews.com Selasa (22/12/2020).
Tokyo akan meminta perusahaan Jepang di 26 kota untuk mempresentasikan rencana pengembangan kota pintar pada akhir tahun ini dan berencana untuk memilih proyek yang memenuhi syarat pada musim semi.
Pemerintah mengharapkan perusahaan Jepang untuk menyusun rencana dasar untuk kota-kota yang dipilih dan melakukan studi kelayakan.
Dana tersebut akan terdiri dari sekitar 50 miliar yen dari Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport & Urban Development (JOIN), dana pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, dan jalur kredit senilai 200 miliar yen dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
JBIC akan memperpanjang batas kredit untuk program lingkungan seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan pencegahannya.
Untuk mempromosikan proyek kota pintar, JOIN sedang mempertimbangkan langkah-langkah seperti pembentukan usaha patungan dengan perusahaan Jepang dan lokal.
Menurut pemerintah Jepang, rencana kota pintar meningkat di anggota ASEAN. Di antara perusahaan Jepang, Tokyu terlibat dalam proyek pembangunan di Provinsi Binh Duong di Vietnam, sementara konsorsium perusahaan yang berbasis di Yokohama telah berpartisipasi dalam proyek di provinsi Thailand. Chonburi.
Perusahaan dagang Sojitz dan Mitsubishi secara terpisah mempromosikan pengembangan kota pintar di dekat Jakarta.
Dengan menggunakan dana tersebut, Jepang bertujuan untuk bersaing dengan China dan Korea Selatan.
Awal tahun ini, Korea Selatan mengumumkan paket dukungan untuk proyek kota pintar di luar negeri.
Lebih dari 20 negara mendaftar, dan Seoul mengambil proyek di 11 di antaranya, termasuk enam ASEAN anggota.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah menyatakan tujuan nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi nol bersih pada tahun 2050. Melalui dukungannya untuk proyek kota pintar di anggota ASEAN, Tokyo juga berharap dapat membantu perusahaan Jepang mempercepat upaya mereka sendiri menuju dekarbonisasi.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com