TRIBUNNEWS.COM - Ledakan di Beirut, Lebanon menjadi salah satu berita terbesar global yang terjadi di bulan Agustus 2020.
Selain itu, ada pula kecelakaan pesawat Air India Express yang menewaskan belasan orang.
Shinzo Abe, perdana menteri yang paling lama menjabat di Jepang, memutuskan untuk mengundurkan diri karena masalah kesehatan.
Dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber, berikut sejumlah peristiwa di dunia yang terjadi di bulan Agustus 2020.
Baca juga: Kaleidoskop Internasional Juni 2020: SpaceX Luncurkan 60 Satelit, Covid-19 hingga Gempa Meksiko
Baca juga: Kaleidoskop Internasional Juli 2020: Longsor di Pertambangan Myanmar, Hagia Sophia Dijadikan Masjid
1. Ledakan di Beirut
Pada 4 Agustus 2020, ledakan besar terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut.
Ledakan itu telah menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai lebih dari 4.000 lainnya, kata menteri kesehatan dilansir BBC.com.
Pejabat menyebut bahan sangat eksplosif yang disimpan di gudang selama enam tahun adalah penyebab ledakan itu.
Presiden Michel Aoun menulis cuitan, menyebut dirinya "tidak dapat diterima" bahwa ada 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan dengan tidak aman.
Presiden Aoun kemudian mengumumkan masa berkabung tiga hari, dan mengatakan pemerintah akan mencairkan dana darurat sebesar 100 miliar lira (Rp 943 Miliar).
2. Kecelakaan Pesawat Air India Express
7 Agustus 2020, sebuah pesawat Air India yang membawa 191 penumpang jatuh di kota selatan Calicut ketika Penerbangan IX 1344 tergelincir dari landasan pacu.
Dilansir Express, pesawat itu datang dari Dubai dan melampaui landasan pacu saat mendarat.
Rekaman insiden yang mengerikan menunjukkan badan pesawat terbelah menjadi dua.
Seorang pejabat polisi awalnya mengkonfirmasi lima orang tewas dan 35 orang terluka.
Pesawat Air India Express dari Dubai memiliki 191 penumpang dan awak ketika melampaui landasan, kata kementerian penerbangan sipil dalam sebuah pernyataan.
Ada 10 bayi di dalamnya.
Saat itu, pengawas polisi Abdul Karim mengatakan: "Kami yakin ada dua orang tewas, dan 35 luka-luka, kami masih di tengah upaya penyelamatan."
Kemudian, seorang menteri di negara bagian selatan Kerala tempat kecelakaan itu terjadi mengatakan 15 orang tewas.
3. Rusia Kabulkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia
11 Agustus, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan secara lokal telah diberikan persetujuan peraturan setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.
Dilansir BBC.com, Putin mengatakan vaksin tersebut telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan, seraya menambahkan bahwa putrinya telah divaksin.
Para pejabat mengatakan mereka berencana untuk memulai vaksinasi massal pada Oktober.
Namun, para ahli telah menyuarakan keprihatinan tentang kecepatan kerja Rusia, menunjukkan bahwa para peneliti mungkin mengambil jalan pintas agar vaksin cepat ditemukan.
Di tengah kekhawatiran bahwa keselamatan dipertaruhkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman internasional untuk memproduksi vaksin melawan Covid-19.
WHO mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Rusia tentang melakukan peninjauan terhadap vaksin, yang diberi nama Sputnik-V.
Lebih dari 100 vaksin di seluruh dunia sedang dalam pengembangan awal, dengan beberapa di antaranya sedang diuji coba pada orang-orang dalam uji klinis.
Meskipun kemajuan pesat, sebagian besar ahli berpendapat bahwa vaksin apa pun tidak akan tersedia secara luas hingga pertengahan 2021.
4. Kapal Jepang yang Terlibat Tumpahan Minyak Mauritius Pecah
Sebuah kapal induk Jepang yang kandas di terumbu karang di Mauritius sejak bulan Juni lalu pecah, kata pihak berwenang pada Sabtu, 15 Agustus 2020.
Dilansir Reuters, kondisi MV Wakashio memburuk pada pagi hari dan terbelah pada sore hari, kata Komite Krisis Nasional Mauritius.
Sebelumnya, kapal itu menabrak terumbu karang pada 25 Juli.
Kapal menumpahkan sekitar 1.000 ton bahan bakar minyak dan membahayakan karang, ikan, dan kehidupan laut lainnya.
Beberapa ilmuwan menyebut insiden itu sebagai bencana ekologi terburuk di negara itu.
5. PM Jepang Shinzo Abe Mengundurkan Diri
Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan pada hari Jumat, 28 Agustus 2020 bahwa dia akan mengundurkan diri karena penyakit usus kronisnya yang kambuh.
Dengan itu, ia mengakhiri tugasnya yang hampir delapan tahun sebagai pemimpin terlama di Jepang, di tengah pandemi virus corona, dengan banyak ambisi politiknya yang belum terwujud.
Menurut Kyodo News, Abe, yang baru empat hari lalu mencatat rekor bertahan selama 2.799 hari berturut-turut, akan meninggalkan jabatannya tanpa mencapai tujuannya yang telah lama dicita-citakan, termasuk mengubah Konstitusi pasifis Jepang atau melihat Olimpiade Tokyo saat masih menjadi pemimpin negara.
"Karena saya tidak lagi dalam kondisi untuk menanggapi mandat rakyat dengan percaya diri, saya telah memutuskan bahwa saya tidak boleh tetap menjabat sebagai perdana menteri," kata pria berusia 65 tahun itu pada konferensi pers yang disiarkan televisi secara nasional.
Abe mengatakan dia bisa mengendalikan penyakitnya, kolitis ulserativa, yang juga menyebabkan pengunduran diri pertamanya sebagai perdana menteri pada 2007, terkendali selama sebagian besar masa jabatannya.
Tetapi dia mulai merasa kelelahan sejak pertengahan Juli dan didiagnosis kambuh lebih awal bulan Agustus.
Abe mengatakan dia pikir itulah waktu yang tepat untuk mundur dari jabatannya karena dia yakin jumlah kasus baru virus corona telah mengalami tren turun.
Dia juga telah mampu menyusun langkah-langkah baru untuk melawan pandemi, termasuk rencana untuk mengamankan vaksin yang cukup untuk semua penduduk dan memperluas kapasitas pengujian hingga 200.000 sehari.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)