TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Mengacu data sementara hasil uji coba tahap akhir di Turki, vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China terbukti 91,25% efektif.
Laporan ini berpotensi jauh lebih baik daripada yang hasil dari uji coba vaksin di Brasil.
Sebelumnya para peneliti di Brasil juga tengah menjalankan uji coba terakhir fase III vaksin, mengatakan pada hari Rabu (23/12/2020) bahwa suntikan vaksin Sinovac lebih dari 50% efektif.
Peneliti Turki mengatakan pada hari Kamis (24/12/2020), tidak ada efek samping utama yang terlihat selama percobaan mereka, selain dari satu orang yang memiliki reaksi alergi.
Baca juga: Alasan Fadli Zon Minta Pemerintah Tak Cuma Andalkan Vaksin Sinovac dan Sarankan Impor Vaksin Pfizer
Baca juga: Jubir BPOM Bantah Vaksin Sinovac Miliki Kemanjuran Paling Lemah
Uji coba Turki dimulai pada 14 September dan para peneliti mengatakan 1.322 orang telah ambil bagian.
Sinovac adalah pembuat vaksin China pertama yang merilis rincian dari uji klinis tahap akhir, mengikuti hasil positif dari produk saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna dan AstraZeneca bulan lalu.
Para peneliti Turki, berbicara bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, mengatakan 26 dari 29 orang yang terinfeksi selama uji coba diberi placebo.
Selanjutnya, uji coba akan berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.
"Kami sekarang yakin bahwa vaksin itu efektif dan aman (untuk digunakan) pada orang-orang Turki," kata Koca.
Pemerintah Turki berencana akan menggunakan data tersebut untuk melisensikan vaksin Sinovac.
Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan menerima pengiriman pada 11 Desember tetapi pengirimannya ditunda.
Koca mengatakan vaksin itu akan tiba pada hari Senin. Turki akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang pada kelompok pertama, dimulai dengan petugas kesehatan.
Sinovac juga telah menandatangani kesepakatan pasokan untuk vaksinnya, yang disebut CoronaVac, dengan negara-negara termasuk Indonesia, Brasil, Chili dan Singapura, dan sedang bernegosiasi dengan Filipina dan Malaysia.
Koca juga mengatakan Turki akan menandatangani perjanjian dengan Pfizer dan mitranya BioNTech untuk 4,5 juta dosis vaksin mereka yang akan dikirim pada akhir Maret, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nantinya.
Sumber: Kontan.co.id