TRIBUNNEWS.COM - Wolrd Health Organization (WHO) menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech untuk penggunaan darurat.
Dengan persetujuan ini, WHO menyebut vaksin Pfizer/BioNTech telah membuka jalan bagi negara-negara berkembang untuk mulai memberikan vaksin Covid-19.
Vaksin Pfizer/BioNTech pertama kali disetujui di Inggris pada 8 Desember 2020 lalu untuk penggunaan darurat di dalam negeri.
Lalu, Amerika Serikat (AS), Kanada dan Uni Eropa (UE) menyusul memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer/BioNTech.
Baca juga: Vaksinasi Mulai Pertengahan Januari, Menkes: Pemerintah Siapkan 426 Juta Dosis untuk 181 Juta Warga
Semua negara tersebut juga telah memulai program vaksinasi mereka sendiri.
Dengan lampu hijau dari WHO, negara berkembang dapat mempercepat proses persetujuan mereka sendiri agar cepat meluncurkan program vaksinasi.
Mengutip CNN, tapi ada kekhawatiran tentang distribusi vaksin yang tidak merata karena negara-negara kaya telah membeli atau menandatangani kontrak untuk membeli sejumlah besar dosis yang tersedia atau yang menunggu persetujuan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (31/12/2020), WHO mengatakan, organisasi seperti UNICEF dan Pan-American Health Organization sekarang dapat memperoleh vaksin untuk didistribusikan ke negara-negara yang membutuhkan.
"Ini adalah langkah yang sangat positif untuk memastikan akses global ke vaksin Covid-19," kata Dr. Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan.
"Tetapi saya ingin menekankan perlunya upaya global yang lebih besar untuk mencapai pasokan vaksin yang cukup guna memenuhi kebutuhan populasi prioritas di mana pun," tambahnya.
"WHO dan mitra kami bekerja siang dan malam untuk mengevaluasi vaksin lain yang telah mencapai standar keamanan dan kemanjuran. Kami mendorong lebih banyak lagi pengembang untuk maju guna meninjau dan menilai," terangnya.
"Sangat penting bagi kami untuk mengamankan pasokan penting yang diperlukan untuk melayani semua negara di sekitarnya. dunia dan membendung pandemi," tuturnya.
Tim WHO dan ahli independen meninjau data tentang keamanan, kemanjuran, dan kualitas vaksin Pfizer/BioNTech untuk melakukan analisis risiko-versus-manfaat, kata pernyataan itu.
"Tinjauan tersebut menemukan bahwa vaksin tersebut memenuhi kriteria yang harus dimiliki untuk keamanan dan kemanjuran yang ditetapkan oleh WHO, dan bahwa manfaat menggunakan vaksin untuk mengatasi potensi risiko Covid-19," katanya.
Sekelompok ahli imunisasi WHO akan bertemu pada 5 Januari untuk menjabarkan kebijakan dan rekomendasi penggunaan vaksin dalam populasi.
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Vaksin Bukan Solusi Ajaib Atasi Pandemi Covid-19
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)