Pria berusia 73 tahun itu, menghabiskan minggu lalu dalam tahanan rumah setelah mendapatkan jaminan, tetapi jaksa mengajukan banding.
Dia sering melontarkan kritik keras terhadap China dan orang dengan profil tertinggi yang didakwa berdasarkan undang-undang keamanan kontroversial Hong Kong.
Lai telah keluar-masuk tahanan selama beberapa bulan terakhir.
Pengadilan Banding Akhir menetapkan sidang jaminan berikutnya untuk 1 Februari setelah penuntut berpendapat bahwa hakim seharusnya tidak membebaskannya dengan jaminan.
Lai pertama kali ditangkap berdasarkan hukum pada Agustus setelah polisi menggerebek kantor pusat Apple Daily, tetapi dibebaskan dengan jaminan.
Namun, ia kembali ditahan pada 2 Desember, setelah ditolak jaminan atas tuduhan penipuan terpisah terkait dengan sewa gedung yang menampung surat kabar tersebut.
Dia didakwa berdasarkan undang-undang keamanan pada 11 Desember dan diberikan jaminan untuk kedua kalinya pada 23 Desember.
Jaksa segera meminta izin untuk naik banding.
Lai adalah salah satu pendukung gerakan pro-demokrasi yang paling menonjol di kota itu. Dia diperkirakan memiliki kekayaan lebih dari 1 miliar dollar AS (Rp 13,8 triliun).
Setelah mendapatkan kekayaan awalnya di industri pakaian, ia kemudian merambah ke media dan mendirikan Next Digital.
Next Digital menerbitkan Apple Daily, tabloid yang banyak dibaca yang sering mengkritik kepemimpinan Hong Kong dan Cina daratan.
Diwawancarai oleh BBC sebelum penangkapannya pada awal Desember, dia mengatakan tidak akan menyerah pada intimidasi.
"Jika mereka dapat menimbulkan rasa takut pada Anda, itulah cara termurah untuk mengendalikan Anda dan cara yang paling efektif dan mereka mengetahuinya."
"Satu-satunya cara untuk mengalahkan cara intimidasi adalah menghadapi rasa takut dan jangan biarkan hal itu membuat Anda takut. "
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sejumlah Konglomerat China Berakhir Dipenjara Setelah Kritik Pemerintahnya, Ini Daftarnya
Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum