TRIBUNNEWS.COM - Hilangnya pendiri Alibaba sekaligus milyarder asal China, Jack Ma menumbuhkan sejumlah spekulasi.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Jack Ma tidak terlihat di depan umum sekitar dua bulan lamanya.
Ma menghilang secara misterius sejak mengkritik pemerintah dan Partai Komunis China pimpinan Presiden Xi Jinping.
Bahkan sempat muncul video yang memprediksi akhir hidup Ma, yakni antara dipenjara atau mati.
David Faber dari CNBC melaporkan pada Selasa lalu, bahwa miliarder tersebut tidak hilang.
Faber mengutip seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sebaliknya, kata Faber, Ma bersembunyi untuk saat ini.
"Dia sengaja tidak terlihat," kata Faber, dikutip dari Business Insider.
"Dan Anda bisa berharap itu akan terjadi untuk beberapa waktu."
Baca juga: Karyawan di China Meninggal setelah Jalani Jam Kerja 996, Pola Kerja yang Pernah Dibanggakan Jack Ma
Baca juga: Benarkah Jack Ma Sengaja Menghilang setelah Serukan Reformasi Ekonomi di China?
Faber, mengutip sumber, mengatakan Ma hanya bersembunyi di tengah tindakan keras Partai Komunis China terhadap Alibaba dan Ant Group.
The Wall Street Journal pekan ini melaporkan bahwa Ma tidak terlihat di depan umum sejak dia bicara di sebuah forum pada akhir Oktober silam.
Di sana dia mengkritisi regulator keuangan China.
Tidak lama setelah itu, Ant Group milik Jack Ma ditangguhkan oleh bursa saham di Shanghai dan Hong Kong.
Ma dan dua eksekutif Ant Group dipanggil dan diwawancarai regulator di China, demikian pernyataan Komisi Pengaturan Sekuritas China pada November lalu.
Kemudian Yahoo Finance melaporkan bahwa Ma tidak terlihat secara publik dalam dua bulan sejak China menarik IPO raksasa perusahaan fintech Ant Group senilai USD 37 miliar pada awal November.
"Dia mungkin tidak muncul, tapi dia tidak hilang," kata Faber di CNBC.
"Dia belum ditangkap, belum diambil, ini bukan situasi Ketua Wu," imbuh Faber mengacu pada Ketua Anbang Insurance yang dijatuhi hukuman 18 tahun penjara pada 2018.
Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Ma bisa saja diarahkan ke 'lay low' karena tindakan keras regulasi China, menurut Duncan Clark, ketua perusahaan teknologi BDA China yang berbasis di China.
Faber mengatakan Ma 'sangat mungkin' berada di Hangzhou, tempat kantor pusat Alibaba berada.
Ant Group milik Ma siap meningkatkan jumlah yang besar dalam IPO pencatatan ganda pada 5 November.
Tetapi pada 24 Oktober, Ma secara terbuka menolak sistem regulasi keuangan China.
Setelah itu muncul laporan bahwa Presiden Xi Jinping secara pribadi menginstruksikan regulator untuk mendalami perusahaan Ant Group setelah komentar Jack Ma.
Ma dilaporkan menawarkan untuk memberikan sebagian Ant Group kepada pemerintah China pada 2 November dalam upaya menenangkan setelah komentarnya.
"Anda dapat mengambil platform mana pun yang dimiliki Ant, selama negara membutuhkannya," kata Ma kepada regulator, menurut Wall Street Journal.
Namun tawaran itu gagal dan pemerintah meminta Ant Group merombak bisnis keuangannya dan kembali ke asal pembayaran.
China juga sedang melakukan investigasi antitrust ke Alibaba.
Bukan Satu-satunya Pengusaha China yang Hilang
Dilaporkan Bussiness Insider, Jack Ma bukan satu-satunya pengusaha China yang tiba-tiba hilang pasca melontarkan kritik pada pemerintah.
Manajer aset Xiao Jianhua, misalnya, diculik dari sebuah hotel di Hong Kong pada tahun 2017 dan ditahan di China.
Ini terjadi setelah regulator menuduh dirinya dan orang lain mencuri investor dari pasar saham negara.
Setelah itu, negara mengambil alih sebagian bisnisnya.
Baca juga: Jack Ma Hilang dari Hadapan Publik, Saham Alibaba Hong Kong Turun 2,15 Persen
Baca juga: Daftar Pebisnis China yang Hilang, Selain Jack Ma, setelah Kritik Kebijakan Pemerintah
Menurut laporan Tribunnews, Ren Zhiqiang, seorang pensiunan konglomerat real estate, hilang dari pandangan publik pada Maret lalu.
Zhiqiang hilang setelah menuduh Partai Komunis salah urus pandemi virus corona, The New York Times melaporkan.
Beijing kemudian menghukum Ren (69) hingga 18 tahun penjara.
Bahkan profesor hukum, Xu Zhangrun dan pengacara HAM Zhang Xuezhong juga ditangkap rezim karena berkomentar soal pandemi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Tiara Shelavie)