TRIBUNNEWS.COM - Empat orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan massa pro-Trump yang berlangsung di Kantor Kongres Amerika Serikat (AS) atau Capitol pada Rabu (6/1/2021).
Sebelumnya, saat aksi kekerasan tersebut meletus, seorang wanita dilaporkan tewas tertembak.
Tak lama setelah pukul 13.00 waktu setempat, ratusan pengunjuk rasa pro-Trump menerobos penghalang yang dipasang di sepanjang perimeter Capitol.
Mereka bentrok dengan para petugas yang membawa perlengkapan anti huru hara.
Baca juga: Trump Gerakkan Massa Capitol Lewat Cuitan, Kini Twitternya Diblokir dan Terancam Dibekukan Selamanya
Aparat kepolisian menuturkan, sekira 90 menit kemudian para demonstran menerobos ke dalam Capitol.
Situasi semakin menegangkan manakala massa dan petugas keamanan saling menodongkan senjata di pintu masuk Capitol pukul 15.00 waktu setempat, petugas polisi terlihat menodongan senjata ke arah seseorang yang memaksa menerobos.
Kepolisian DC mengonfirmasi kepada CNN bahwa seorang wanita yang belum diidentifikasi, meninggal setelah ditembak di dada di halaman Capitol.
Informasi mengenai insiden penembakan tersebut tidak segera tersedia dan juru bicara kepolisian mengatakan, rincian tambahan akan diberikan dalam waktu dekat.
Secara terpisah, Kepala Polisi DC Robert Contee menambahkan, tiga orang lainnya dilaporkan meninggal karena mengalami kondisi kritis ketika kerusuhan tersebut terjadi.
"Seorang wanita dewasa dan dua pria dewasa tampak membutuhkan pertolongan medis darurat, sehingga mereka akhirnya meninggal," tuturnya.
Berdasarkan informasi yang diterima CNN, beberapa petugas polisi juga terluka dalam aksi kekerasan di Capitol dengan sekira satu anggota polisi dilarikan ke rumah sakit.
Baca juga: Obama Salahkan Trump dan Partai Republik Terkait Kerusuhan di Gedung Capitol AS
Granat Asap
Di Gedung Senat, granat asap digunakan saat polisi berusaha membersihkan perusuh dari Capitol.
Jendela sisi barat Senat rusak dan ratusan petugas berkumpul di lantai pertama gedung.