TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Massa setia kepada Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat saat parlemen akan mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden untuk mensertifikasi hasil pemilu presiden 3 November 2020 lalu.
Para anggota Kongres berkumpul untuk mengukuhkan perolehan kursi elektoral yang dimenangkan oleh Joe Biden
Namun, anggota parlemen harus bersembunyi, berjongkok di bawah meja dan gas air mata ditembakkan.
Sementara pihak kepolisian mencoba membentuk barikade bangunan, untuk menahan masuknya massa ke dalam gedung.
Empat pendukung Trump dilaporkan tewas saat aksi berlangsung.
Awalnya, massa Trump hanya menggelar demonstrasi untuk mendesak kongres membatalkan pengesahan kemenangan Joe Biden.
Parlemen dan Senat terpaksa harus menghentikan sementara sidang pengesahan kemenangan Joe Biden atas Trump.
Wakil Presiden Mike Pence, membuka kembali Senat, secara langsung berbicara kepada para demonstran untuk menghentikan aksi mereka.
Dilaporkan, ribuan pendukung Trump juga menggelar aksi unjung rasa di luar Gedung Putih, bersamaan Trump menyampaikan pidato.
Ia berupaya menekan Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin sidang sertifikasi hasil pemilu presiden.
Trump sempat berpidato di depan ribuan pendukungnya di Washington, sebelum para pendukungnya menuju ke Gedung Capitol.
Dalam pidatonya, Trump kembali mengulang pernyataannya, “tidak akan mengakui kekalahannya,” sementara para wakil rakyat berkumpul di Capitol untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS berikutnya.
Di atas panggung dengan latar belakang Gedung Putih, Trump mengulangi klaim-klaim yang tidak bisa dibuktikan bahwa pemilu kali ini “dicuri” dan ia menang “telak.”
Baca juga: Donald Trump Akhirnya Akui Kemenangan Joe Biden Pasca Aksi Rusuh di Capitol
Sidang Kongres kemudian ditangguhkan sekitar jam 02.30 siang waktu setempat karena ribuan demonstran pendukung Presiden Trump mengelilingi gedung Kongres, sebagian bahkan merangsek masuk ke dalam rotunda yang memisahkan DPR dan Senat.
Polisi Gedung Capitol perintahkan lockdown di sekitar kawasan Capitol dengan alasan ancaman keamanan eksternal, di tengah-tengah serbuan ribuan pendukung Trump yang memasuki gedung Kongres AS untuk memprotes pengesahan kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS.
Senat menghentikan proses pengesahan suara elektoral untuk kemenangan Biden, dan Wakil Presiden Mike Pence dilaporkan dikawal ke luar gedung oleh agen Secret Service lewat terowongan bawah tanah.
Rekaman video yang beredar di media sosial dan media-media Amerika menunjukkan pendukung Trump melanggar garis polisi di luar gedung dan masuk ke dalam.
Laporan TV memberitakan polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang berupaya mendobrak pintu ruangan DPR.
Awalnya media Amerika melaporkan seorang perempuan dilaporkan tertembak di bagian lehernya di dalam Gedung Capitol.
Kepolisian Amerika Serikat (AS) menyebut empat orang tewas dalam kerusuhan massa pendukung presiden Donald Trump yang menyerbu gedung Capitol.
Empat orang yang meninggal termasuk seorang wanita yang tertembak, serta satu wanita lain dan dua pria yang meninggal karena "keadaan darurat medis."
Hal itu disampaikan Kepala Polisi Washington, D.C, Robert Contee, dalam konferensi pers Rabu (6/1/2021) malam waktu setempat seperti dilansir Reuters dan CNBC, Kamis (7/1/2021) kemarin.
Baca juga: Rusuh di Capitol untuk Cegah Joe Biden Gantikan Trump, Mike Pence: Hari Gelap dalam Sejarah
Gas air mata dilepaskan ke kerumunan demonstran ketika bentrokan pecah dengan polisi di gedung Capitol.
Aksi unjuk rasa untuk mendesak DPR dan Senat membatalkan kemenangan Presiden terpilih AS Joe Biden.
Kepala kepolisian mengatakan divisi urusan internal sedang menyelidiki kasus penembakan itu.
Contee mengatakan mereka masih menentukan rincian pasti dari tiga kematian lainnya.
"Setidaknya empat belas polisi mengalami luka-luka dengan beberapa masih di dirawat di rumah sakit," kata Contee.
"Satu petugas mengalami luka serius karena ditarik ke kerumunan di mana ia diserang. Ini adalah insiden tragis dan saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman korban," kata Contee.
Kerusuhan terjadi di Gedung Capitol, Washington DC, antara massa pendukung Presiden Donald Trump dengan aparat.
Garda Nasional diaktifkan untuk memadamkan kerusuhan, dengan polisi mengaku menemukan peledak di dekat gedung Kongres AS.
Polisi menyatakan mereka memberlakukan jam malam pukul 18.00 di seluruh DC, dengan kerusuhan merembet ke seantero AS.
Baca juga: Kongres Sahkan Kemenangan Joe Biden setelah Serangan Massa Pro-Trump di Capitol AS, Tewaskan 4 Orang
Saat pengunjuk rasa berupaya menduduki gedung parlemen, Biden menyerukan kepada massa agar mundur dan menyatakan mereka sudah termakan hasutan.
Sejumlah pejabat seperti Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi langsung diungsikan begitu massa menembus Rotunda.
Sementara politisi yang berada di House Chamber (DPR AS) diminta memakai masker gas, karena aparat menembakkan gas air mata. (tribun network/malau/VOA Indonesia/Reuters/CNBC/USA TODAY/AP/AFP/CNN)