Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Jerman akan mengambil sejumlah langkah baru untuk memperlambat penyebaran varian baru yang lebih menular dari virus corona, termasuk akan lebih banyak pengujian Covid-19.
Hal itu akan diputuskan para pemimpin pusat dan regional yang akan bertemu pada Selasa (19/1/2021) waktu setempat.
"Kami masih memiliki risiko besar ... itu adalah risiko mutas vurusi," kata juru bicara pemerintah Steffen Seibert saat konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/1/2021).
Wabah varian virus corona yang bermutasi ditemukan di sebuah klinik di kota Alpine Jerman selatan, Garmisch-Partenkirchen, yang tampaknya bukan salah satu varian yang dikenal, menimbulkan kekhawatiran.
Baca juga: Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Jerman, Lebih Menular? Ini Kata Ahli
Baca juga: Cegah Penularan Varian Baru Covid-19, Pemerintah Perpanjang Larangan Masuk WNA 15-25 Januari 2021
Baca juga: Vaksin Mungkin Tidak Terlalu Efektif Lawan Varian Covid-19 dari Afrika Selatan
"Kita harus menunggu pengujian lengkap ... Kami tidak dapat mengatakan sama sekali saat ini apakah ini (mutasi) yang memiliki relevansi klinis," jelasWakil Direktur Medis di klinik, Clemens Stockklausner kepada wartawan.
Kasus baru virus corona telah menurun dalam beberapa hari terakhir dan okupansi tempat tidur perawatan intensif oleh pasien Covid-19 telah menurun 10-15%, menurut Menteri Kesehatan Jens Spahn.
Ia mengatakan pengujian Covid-19 di Comuter line di perbatasan perlu terus diintensifkan untuk membantu mencegah varian baru memasuki Jerman.
Wakil Kanselir Olaf Scholz menyerukan perpanjangan lockdown dan pengetatan langkah-langkah pembatasan yang akan berakhir pada 31 Januari mendatang.
Ketentuan yang lebih ketat bagi perusahaan untuk memungkinkan karyawannya bekerja dari rumah (work from home/WFH), wajib mengenakan masker saat tugas berat di area tertentu, pembatasan transportasi umum dan pemberlakuan jam malam juga sedang diperdebatkan.
Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di Jerman naik 7.141 menjadi 2,04 juta, menurut Robert Koch Institute (RKI).
Jumlah korban tewas yang dilaporkan naik 214 kasus menjadi 46.633.(Reuters/AP)