News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapal Tankernya Disita di Perairan Kalimantan, Iran Minta Indonesia Jelaskan Alasannya

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi kapal tanker

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM - Iran minta Indonesia menjelaskan tentang penyitaan kapal berbendera Iran, di perairan lepas Kalimantan.

Hal itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada Senin (25/1/2021) seperti dilansir Reuters.

Sebelumnya, Minggu (24/1/2021), Indonesia melaporkan menyita kapal MT Horse berbendera Iran dan kapal MT Freya berbendera Panama atas dugaan transfer minyak ilegal di perairan Indonesia.

Khatibzadeh mengatakan penyitaan itu terjadi lebih karena masalah teknis dan itu terjadi di bidang pengiriman.

"Organisasi Pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal mencari tahu penyebab masalah dan menyelesaikannya," kata Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguan yang disiarkan televisi.

Juru bicara penjaga pantai di Indonesia, Wisnu Pramandita mengatakan, kapal tanker yang disita di perairan lepas provinsi Kalimantan, akan dibawa ke pulau Batam, di Provinsi Kepulauan Riau untuk penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga: 2 Kapal Tanker Berbendera Asing Diduga Jual Beli BBM Ilegal, DPR: Segera Ungkap Oknum yang Terlibat

Wisnu mengatakan kepada Reuters pada Senin (25/1/2021), bahwa kapal-kapal itu "tertangkap basah" memindahkan minyak dari MT Horse ke MT Freya dan bahwa ada tumpahan minyak di sekitar kapal tanker yang menerima.

Dia menambahkan 61 awak kapal berkewarganegaraan Iran dan China telah ditahan.

Kedua supertanker, masing-masing mampu membawa 2 juta barel minyak, terakhir terlihat awal bulan ini dari Singapura, data pengiriman pada Refinitiv Eikon menunjukkan.

Baca juga: Iran Ingatkan Korea Selatan Tidak Mempolitisasi Penyitaan Kapal Tanker

 “Very Large Crude Carrier (VLCC) MT Horse, yang dimiliki oleh National Iranian Tanker Company (NITC), hampir sepenuhnya sarat dengan minyak, sementara VLCC MT Freya, yang dikelola oleh Shanghai Future Ship Management Co, kosong,” data menunjukkan.

Organisasi Maritim Internasional mewajibkan kapal untuk menggunakan transponder untuk keselamatan dan transparansi.

Kru dapat mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa. Tetapi transponder sering ditutup untuk menyembunyikan lokasi kapal selama kegiatan terlarang.

"Tanker-tanker itu, pertama kali terdeteksi pada pukul 05.30 pagi waktu setempat pada 24 Januari, menyembunyikan identitas mereka dengan tidak menunjukkan bendera nasional mereka, mematikan sistem identifikasi otomatis dan tidak menanggapi panggilan radio," kata Wisnu dalam sebuah pernyataan pada Minggu (24/1/2021).

Pencarian oleh Reuters pada direktori perusahaan China menemukan bahwa alamat kantor terdaftar Shanghai Future Ship Management Co berada di bawah perusahaan lain bernama Shanghai Chengda Ship Management. Beberapa panggilan yang dilakukan Reuters ke kantor itu tidak terjawab.

Iran telah dituduh menyembunyikan tujuan penjualan minyaknya dengan menonaktifkan sistem pelacakan pada kapal tankernya, sehingga sulit untuk menilai berapa banyak ekspor minyak mentah Teheran, karena berusaha melawan sanksi Amerika Serikat (AS).

Iran mengirim kapal MT Horse ke Venezuela tahun lalu untuk mengirimkan 2,1 juta barel kondensat Iran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini