News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Poin-poin Utama Pengumuman PM Inggris Boris Johnson: Pembukaan Sekolah hingga Pembatasan Perjalanan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers virtual tentang pandemi Covid-19, di dalam 10 Downing Street di pusat kota London pada 27 Januari 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di depan Dewan Rakyat (House of Commons) mendiskusikan tentang penutupan sekolah, pembatasan perjalanan serta respon garda depan UK terhadap pandemi virus corona.

Ketika ditanya apakah Johnson membuat kesalahan saat pandemi, ia berkata bertanggung jawab atas langkah pemerintah sambil menambahkan "di situasi seperti ini, di mana memiliki pilihan yang brutal dan sulit, tidak ada jawaban yang mudah dan bahkan tidak ada jawaban yang baik sama sekali."

Inilah poin-poin penting yang diucapkan PM Boris Johnson pada Rabu (27/1/2021) seperti yang dilansir Daily Express.

Pembukaan Kembali Sekolah

Siswa, orang tua, dan guru di seluruh negeri terkejut saat Johnson mengumumkan sekolah tidak akan diizinkan untuk dibuka kembali pada pertengahan Februari.

Perdana Menteri menyinggung pembukaan kembali sekolah setelah semester tengah Februari ketika ia pertama kali mengumumkan lockdown nasional ketiga di Inggris.

Namun, kali ini ia mengungkapkan sekolah tidak akan buka setidaknya sampai 8 Maret.

Baca juga: Boris Johnson Janjikan Pelonggaran Lockdown Secara Bertahap, Diawali dengan Pembukaan Sekolah

Baca juga: Boris Johnson Terapkan Lockdown Ketat di Inggris Selama 5 Pekan, akan Dibuka Kembali 8 Maret 2021

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers virtual tentang pandemi Covid-19, di dalam 10 Downing Street di pusat kota London pada 27 Januari 2021. Johnson mengatakan Rabu bahwa sekolah akan menjadi tempat pertama yang diizinkan untuk dibuka kembali, tetapi tidak sebelum 8 Maret paling cepat, setelah pemerintah menyelesaikan vaksinasi bagi orang-orang yang paling rentan pada pertengahan Februari. (Geoff PUGH / POOL / AFP)

Berbicara dari House of Commons, Perdana Menteri berkata: "Jadi rencana kami tentang lockdown akan menentukan pendekatan kami untuk membuka kembali sekolah."

"Jika kami mencapai target kami untuk memvaksinasi semua orang dalam empat kelompok paling rentan dengan dosis pertama mereka pada 15 Februari dan setiap hari melihat kemajuan yang lebih besar menuju tujuan itu, maka kelompok-kelompok itu akan mengembangkan kekebalan dari virus sekitar tiga minggu kemudian, itu adalah sebelum 8 Maret."

"Karena itu, kami berharap akan aman untuk memulai pembukaan kembali sekolah mulai Senin, 8 Maret, dengan pembatasan ekonomi dan sosial lainnya dicabut setelahnya jika data memungkinkan, saat itu atau sesudahnya."

Selama briefing berita harian di Downing Street, Johnson mengatakan ingin membuka sekolah ketika bisa dipastikan pembukaan tidak akan menyebabkan lonjakan virus lagi.

Ia mengatakan, masalahnya adalah sekolah menyatukan banyak rumah tangga, yang menaikkan jumlah kasus.

Untuk membuka kembali sekolah, menurutnya ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu keberhasilan program vaksinasi massal dan dampak vaksin terhadap angka kematian.

Johnson mengatakan bukti ini hanya akan terlihat di pertengahan Februari.

PM mengatakan 8 Maret adalah waktu "paling awal" bagi sekolah untuk dibuka.

Ia menggarisbawahi bahwa sekolah harus memberikan setidaknya pengumuman pembukaan dua minggu sebelum benar-benar dibuka.

Pembatasan Perjalanan

Halaman depan surat kabar Evening Standard menyoroti isu yang sedang dipertimbangkan pemerintah untuk mewajibkan semua pengunjung ke Inggris harus dikarantina di sebuah hotel. Foto diambil di luar stasiun kereta Victoria di pusat kota London pada 25 Januari 2021. (Hollie Adams / AFP)

Johnson meluncurkan langkah-langkah perjalanan baru serta menguraikan teknis bagaimana pendatang akan dijemput langsung dari bandara dan dipindahkan ke hotel karantina.

Perdana Menteri mengungkapkan wisatawan yang kembali dari 22 negara berisiko tinggi akan dipaksa tinggal di hotel karantina.

Aturan karantina baru hanya akan berlaku untuk negara "daftar merah" yang paling mengkhawatirkan karena varian virus baru.

Semua orang yang datang ke Inggris akan dipaksa untuk karantina selama 10 hari menurut Menteri Dalam Negeri, Priti Patel.

ia menambahkan orang yang ingin bepergian ke luar Inggris juga harus terlebih dahulu membuat pernyataan untuk membuktikan bahwa perjalanan mereka penting.

Seorang anggota masyarakat menanyai Perdana Menteri, wakil kepala petugas medis untuk Inggris Profesor Jonathan Van-Tam dan kepala penasihat ilmiah Pemerintah Sir Patrick Vallance tentang kapan orang dapat bepergian dengan bebas.

Profesor Jonathan Van-Tam berkata jawabannya bisa terlihat setelah mereka melihat bagaimana program vaksin efektif.

Varian Covid-19 Baru

Membahas varian virus corona baru yang telah terdeteksi di seluruh dunia, Johnson mengatakan sejauh ini tidak ada bukti bahwa vaksin yang ada saat ini tidak efektif terhadap varian baru Inggris.

Ia menambahkan, "Kemunculan varian baru yang 70 persen lebih menular memaksa Inggris kembali melakukan lockdown."

"Saya tahu semua orang ingin tahu berapa lama lagi kita harus menanggung pembatasan ini, dengan segala konsekuensinya untuk pekerjaan, mata pencaharian dan yang paling tragis dari semuanya, peluang hidup anak-anak kita."

"Kami tidak akan bertahan selama sehari lebih lama, tetapi kami juga tidak dapat bersantai terlalu cepat."

"Karena jika kami melakukannya, kami menghadapi risiko NHS kami berada di bawah tekanan yang lebih besar."

"Hal itu dapat memaksa kami untuk memberlakukan kembali setiap batasan dan mempertahankan batasan tersebut lebih lama."

"Sejauh ini, upaya kami tampaknya telah menurunkan jumlah kasus."

"Akan tetapi kami belum memiliki cukup data untuk mengetahui secara pasti seberapa cepat masyarakat dan ekonomi kami dapat dibuka kembali dengan aman."

"Pada titik ini, kami tidak memiliki cukup data untuk menilai dampak penuh vaksin dalam memblokir transmisi atau sejauh mana dan kecepatan vaksin akan mengurangi rawat inap dan kematian, atau seberapa cepat kombinasi vaksinasi dan lockdown diharapkan dapat meringankan tekanan pada NHS."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini