TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain membuka komunikasi dengan pihak lainnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengaku juga menggunakan jejaring negosiator dan mediator perempuan Asia Tenggara untuk mengetahui kondisi dan situasi di Myanmar yang tengah mengalami konflik antara kalangan militer dan sipil.
Retno juga mengatakan sebagian besar kontaknya di Myanmar adalah perempuan.
Hal tersebut disampaikan Retno dalam diskusi virtual bertajuk Perempuan dan Perdamaian Dunia pada Sabtu (6/3/2021).
"Sebagaimana diketahui kita berusaha melakukan komunikasi dengan semua pihak di lapangan agar kita dapat memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kondisi lapangan. Dan yang saya temukan ini yang menarik, sebagian besar kontak-kontak yang ada di lapangan itu adalah perempuan-perempuan dari berbagai macam bangsa," kata Retno.
Baca juga: Amerika Serikat Blokir Akses untuk Kementerian Myanmar dan Bisnis Militer
Baca juga: Hampir Seluruh Wilayah Myanmar Dikabarkan Mati Listrik Akibat Kerusakan Sistem
Baca juga: SOSOK Kyal Sin Angel Ditembak Mati Polisi saat Demo Myanmar, Teriakan Terakhir Sebelum Terbunuh
Retno melanjutkan Indonesia telah menginsiasi pembentukan jejaring negositor dan mediator perempuan di Asia Tenggara.
Indonesia, kata Retno, menginisiasi jejaring tersebut karena yakin perempuan bisa menjadi agen perdamaian dan toleransi.
"Termasuk pada saat kita membahas isu Myanmar ini saya juga menggunakan jejaring mediators perempuan Asia Tenggara. Kenapa jejaring ini kita inisiasi? Karena saya yakin perempuan dapat menjadi agen perdamaian. Saya juga sangat mengharapkan pada perempuan ini juga menjadi agen toleransi," kata Retno.