Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saldo pinjaman untuk bisnis dan individu oleh bank dan BPR (credit unions) Jepang mencapai rekor tertinggi lebih dari 578 triliun yen bulan Februari 2021.
Hal ini terjadi akibat keadaan darurat Covid-19 yang membuat beberapa industri, seperti industri restoran, telah meminjam dana tambahan dan masih berada pada level yang tinggi.
Menurut "Tren Pinjaman dan Simpanan" yang dirilis oleh Bank Sentral Jepang, Senin (8/3/2021), saldo pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dan individu oleh bank dan serikat kredit nasional rata-rata mencapai 578.104,1 miliar yen selama sebulan terakhir.
Hal ini telah melampaui bulan Januari 2021 dan selama empat bulan berturut-turut, mencapai angka tertinggi sejak tahun 2000.
Baca juga: ATM Bank Mizuho Jepang Error Lagi, Manajemen Minta Maaf
Baca juga: Setahun Terakhir 2.380 Warga Jepang Meninggal karena Diskriminasi Terkait Virus Corona
Akibat keadaan darurat menyusul merebaknya infeksi baru virus corona, terjadi peningkatan pergerakan di industri jasa makanan dan industri akomodasi untuk meminta tambahan dana pinjaman.
Di sisi lain, simpanan oleh perusahaan dan individu tetap pada level yang tinggi, dengan rata-rata 805,5614 triliun yen selama sebulan terakhir, tertinggi kedua dibandingkan masa lalu, karena faktor-faktor seperti pembatasan konsumsi.
"Sementara keadaan darurat diperpanjang pada bulan Maret di beberapa daerah, kami ingin mencermati tren untuk melihat apakah permintaan dana dari industri jasa makanan akan terus bertumbuh nantinya," ungkap Bank of Japan (BOJ) atau Bank Sentral Jepang.
Sementara itu Forum bisnis WNI di Jepang baru saja meluncurkan pre-open Belanja Online di TokoBBB.com yang akan dipakai berbelanja para WNI di Jepang. Info lengkap lewat email: bbb@jepang.com