Pengacara siswi tersebut, Mbeko Tabula, mengkonfirmasinya pada Senin (7/3/2021) lalu.
Dikutip Tribunnews.com dari Independent, Tabula mengatakan, dia telah memastikan bahwa kliennya sedang absen pada hari itu dan tidak menghadiri kelas.
Sementara itu, pada hari tersebut, teman-temannya menunjuk dirinya untuk menjadi juru bicara dalam kelas kebebasan berbicara Paty.
"Dia berbohong karena merasa terjebak, karena teman-teman sekelasnya memintanya untuk menjadi juru bicara," kata Tabula kepada AFP.
Hukuman
Meskipun begitu, Tabula menegaskan, tragedi tersebut tidak boleh disalahkan sepenuhnya kepada siswi 13 tahun.
"Itu adalah perilaku berlebihan seorang ayah, membuat dan mengunggah video yang memberatkan Paty, yang menyebabkan kerunyaman ini," ujar Tabula.
"Klien saya berbohong. Tetapi apabila itu benar, reaksi ayahnya tetap tidak proporsional," lanjutnya.
Kini, Chnina masih diselidiki atas keterlibatannya dalam pemenggalan kepala Paty.
Ia menyadari bahwa dirinya "bodoh" atas semua yang terjadi.
"Saya tidak pernah mengira pesan saya akan dilihat teroris. Saya tidak ingin menyakiti siapa pun dengan pesan itu."
"Sulit membayangkan bagaimana kita sampai di sini, bahwa kita telah kehilangan seorang profesor sejarah, dan semua orang menyalahkan saya," tuturnya.
Sementara itu, dua remaja yang dibayar oleh pelaku pemenggal Paty juga masih diselidiki.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)