Pasukan itu diketahui ikut berperan dalam serangan militer tahun 2017 terhadap Muslim Rohingya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memasukkan anggota junta dan beberapa perusahaan milik militer ke dalam daftar hitam atau blacklist.
Namun demikian, militer masih menolak untuk mengubah arah dan justru semakin menggunakan kekerasan terhadap demonstran antikudeta.
Channel News Asia melaporkan, lebih dari 250 orang tewas sejak bentrokan antara junta dan warga sipil terjadi.
Baca juga: Wakil Ketua MPR RI: Apresiasi Jokowi Desak Militer Myanmar
Berita lain terkait Kudeta Myanmar
(Tribunnews.com/Rica Agustina)