News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

POPULER Internasional: Korea Utara Mundur dari Olimpiade Tokyo | Pria Meninggal setelah 300 Squat

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POPULER Internasional: Korea Utara Mundur dari Olimpiade Tokyo | Pria Meninggal setelah 300 Squat

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer Tribunnews di kanal Internasional terangkum dalam artikel ini.

Satu hal yang menjadi sorotan dunia yaitu saat Korea Utara mengumumkan tidak berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo tahun ini.

Sementara itu, pemilik truk yang menyebabkan kecelakaan kereta di Taiwan menyampaikan permintaan maafnya hingga menangis.

Di Jepang, seorang perawat terinfeksi Covid-19 6 hari setelah divaksin.

Di Filipina, seorang pria meninggal setelah dihukum 300 kali squat jump karena melanggar aturan karantina.

1. Korea Utara Umumkan Tidak Berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo karena Covid-19, Korea Selatan Kecewa

Korea Utara mengumumkan tidak akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo tahun ini, dengan mengatakan keputusannya adalah untuk melindungi atletnya dari Covid-19.

Pyongyang mengatakan tidak memiliki kasus virus meski para ahli mengatakan itu tidak mungkin.

Dilansir BBC.com, keputusan tersebut mengakhiri harapan Korea Selatan untuk menggunakan Olimpiade sebagai "jembatan" untuk terhubung dengan Korea Utara.

Pada 2018, kedua belah pihak memasuki tim gabungan di Olimpiade Musim Dingin.

Pengumuman tersebut menjadikan Korea Utara sebagai negara besar pertama yang melewatkan Olimpiade 2020 yang tertunda karena pandemi.

Acara ini akan dimulai pada 23 Juli mendatang.

Baca juga: Penyulut Obor Estafet Olimpiade Jepang Berharap Masyarakat Semakin Cerah di Tengah Pandemi Covid-19

Baca juga: Penyulut Obor Estafet Olimpiade Jepang Berharap Masyarakat Semakin Cerah di Tengah Pandemi Covid-19

Orang-orang menonton layar televisi yang menampilkan laporan berita tentang keputusan Korea Utara untuk tidak berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo karena pandemi Covid-19, di sebuah stasiun kereta api di Seoul pada 6 April 2021. (Jung Yeon-je / AFP)

Harapan Korea Selatan Runtuh

Keputusan itu dibuat pada pertemuan komite Olimpiade pada 25 Maret lalu, menurut laporan oleh situs Olahraga milik negara di DPRK yang dirilis pada 5 April 2021.

Dilansir Sky News, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan kekecawaannya atas keputusan Korea Utara itu.

Mereka mengatakan pihaknya berharap Olimpiade Tokyo akan memberikan kesempatan untuk meningkatkan hubungan antar-Korea, yang telah menurun di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir yang lebih besar antara AS dan Korea Utara.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Pemilik Truk yang Sebabkan Kecelakaan Kereta di Taiwan Menangis saat Sampaikan Permintaan Maafnya

Pemilik truk konstruksi yang menyebabkan kecelakaan kereta api di Taiwan menangis saat ia secara terbuka menyampaikan permintaan maaf saat dijemput oleh polisi di rumahnya.

Dilansir Sky News, sedikitnya 48 orang tewas dan hampir 200 lainnya luka-luka setelah truk yang "tidak diparkir dengan benar" itu tampaknya meluncur ke jalur kereta api di Taiwan timur pada Jumat (2/4/2021) lalu.

Akibatnya kereta menabrak truk dan keluar dari rel di sebuah terowongan di utara Hualien.

Beberapa gerbong menabrak dinding dengan keras, menghancurkan banyak penumpang di dalam gerbong kereta yang hancur.

Baca juga: Kecelakaan Kereta di Taiwan, 36 Tewas dan Puluhan Lainnya Terjebak di dalam Terowongan

Baca juga: Kereta Api Tergelincir di Terowongan Taiwan, 36 Penumpang Tewas, 72 Lainnya Luka-luka

Polisi kini menanyai Lee Yi-Hsiang untuk mengungkap bagaimana kendaraannya dapat meluncur ke rel dari lokasi konstruksi terdekat di pantai pegunungan Hualien.

Disebutkan rem darurat truk tidak terpasang dengan benar, menurut pusat bantuan bencana pemerintah.

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis pada 2 April 2021 oleh Palang Merah Taiwan menunjukkan tim penyelamat di lokasi di mana kereta tergelincir di dalam terowongan di pegunungan Hualien, Taiwan timur. (Handout / TAIWAN RED CROSS / AFP)

Lee, manajer lokasi konstruksi, menangis ketika dia digiring dari rumahnya oleh polisi.

Dengan berlinang air mata, dia berkata:

"Saya telah menyebabkan kecelakaan serius pada kereta Taroko milik Administrasi Kereta Api Taiwan nomor 480 selama liburan Festival Qingming tahun ini, menyebabkan kematian dan cedera, untuk ini saya menyatakan penyesalan dan permintaan maaf saya yang tulus."

"Saya akan bekerja sama dengan penyelidikan pihak berwenang sepenuhnya, dan bertanggung jawab," tambahnya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Kasus Pertama di Jepang, Perawat Terinfeksi Virus Corona 6 Hari Setelah Vaksinasi Pertama

Seorang tenaga medis di Jepang sedang divaksinasi Covid-19. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Kasus pertama di Jepang, seorang tenaga medis, perawat berusia 20 tahunan terinfeksi Covid-19 enam hari setelah mendapatkan vaksinasi pertama di bulan Februari 2021.

"Kami telah menyelidiki mengonfirmasi benar ada perawat usia 20 tahunan yang terinfeksi setelah enam hari divaksinasi pertama," papar sumber Tribunnews.com, Selasa (6/4/2021).

Salah satu petugas medis yang menerima vaksin virus corona dipastikan terinfeksi setelah vaksinasi pertama.

Kelompok riset Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan mengatakan hal itu karena kekebalan lama muncul pada perawat tersebut.

"Tampaknya kekebalan tidak segera tersedia, lakukan tindakan antisipasi terhadap infeksi bahkan setelah vaksinasi. Kami ingin yang telah divaksinasi sekali pun untuk tetap menjaga diri dan melanjutkan ke vaksinasi kedua agar kekebalan tubuh meningkat," ujarnya.

Menurut kelompok penelitian Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, sebuah lembaga medis melaporkan bahwa seorang wanita berusia dua puluhan yang telah divaksinasi Pfizer pada akhir Februari terinfeksi virus corona.

Laporan datang bahwa wanita tersebut kemungkinan besar terinfeksi enam hari setelah vaksinasi pertama.

Gejala penyakitnya telah membaik dan dia telah dipulangkan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Pria Filipina Meninggal Diduga setelah Dihukum 300 Kali Squat, Langgar Aturan Karantina Covid-19

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan tidak akan mengizinkan sekolah dibuka bila vaksin Covid-19 belum ditemukan. (AFP Photo)

Seorang pria di Filipina dilaporkan meninggal setelah menjalani hukuman karena melanggar aturan karantina Covid-19.

Dilansir BBC, pihak keluarga pria itu mengatakan dia dihukum melakukan 300 kali squat oleh polisi. 

Darren Manaog Penaredondo diduga ditindak polisi saat membeli air pada malam hari waktu setempat.

Insiden ini terjadi di Kota General Trias, Provinsi Cavite, di Pulau Luzon Filipina pada Kamis lalu.

Darren jatuh pingsan keesokan harinya dan kemudian meninggal.

Baca juga: 10 Tradisi Paskah di Berbagai Negara: Penyaliban di Filipina hingga Berburu Kelinci di Selandia Baru

Baca juga: Dikritik karena Covid-19, Presiden Duterte Minta Rakyat Filipina Sabar: Andaikan Punya Tongkat Ajaib

Provinsi Cavite memang saat ini diisolasi ketat untuk mengatasi penyebaran Covid-19.

Provinsi ini memberlakukan aturan jam malam dari jam 6 sore hingga 5 pagi.

Salah satu kerabat Darren, Adrian Lucena mengumumkan kematian pria itu di laman Facebook.

Dia menjelaskan bahwa Darren dan beberapa orang lainnya dianggap melanggar jam malam.

Oleh karena itu, petugas menghukum mereka untuk melakukan 100 kali squat secara bersamaan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini