News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Brasil Tembus 4000 Kematian Sehari, Presiden Bolsonaro Tepis Kritikan: Saya Bunuh Banyak Orang?

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Brasil Jair Bolsonaro berbicara selama sanksi undang-undang yang mengizinkan negara bagian, kota, dan sektor swasta untuk membeli vaksin melawan COVID-19, di Istana Planalto di Brasilia, pada 10 Maret 2021. Hingga saat ini, dengan lebih dari 260.000 kematian virus corona, hanya Pemerintah federal yang diberi wewenang untuk membeli vaksin.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengabaikan kritik bahwa dia melakukan 'genosida' di saat rekor kematian mencapai 4000 dalam sehari pada Selasa (6/4/2021).

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, Brasil memecahkan rekor kematian harian Covid-19 yakni sebanyak 4.195 dalam 24 jam.

Menurut laporan CNN pada Rabu, jumlah itu adalah angka kematian tertinggi di dunia dalam periode satu hari menurut Universitas John Hopkins. 

Angka ini mendorong jumlah total kematian di Brasil mencapai hampir 337.000.

Selain itu, hampir 87.000 kasus Covid-19 baru dilaporkan, sehingga total infeksi sebanyak 13.100.580.

Baca juga: Brasil Catat Rekor Kematian Covid-19 Baru Saat Presiden Lantik Menteri Kesehatan ke-4

Baca juga: Pandemi Covid-19 Makin Parah, Presiden Brasil Bakal Ganti Menteri Kesehatan untuk Keempat Kalinya

Tayangan dari TV Brasil menampilkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengenakan masker saat diwawancarai wartawan di istana kepresidenan Planalto Palace di Brasilia, pada Selasa (7/7/2020). Di hari itu Bolsonaro dinyatakan positif Covid-19, tapi mengaku dirinya baik-baik saja serta hanya mengalami gejala ringan. (TV BRASIL via AFP)

Adapun saat ini, Kamis (8/4/2021) kasus infeksi di Brasil sebanyak 13.197.031 dan total kematian 341.097.

Presiden Jair Bolsonaro menepis kritik dan klaim dari sejumlah pihak bahwa dia yang harus disalahkan karena krisis di Brasil.

Bolsonaro dikenal kerap meremehkan krisis kesehatan yang disebabkan Covid-19.

Bahkan dia menentang adanya penguncian wilayah atau pembatasan.

Presiden juga mengritik gubernur dan wali kota yang menerapkan pembatasan sosial di wilayahnya.

"Mereka menyebut saya homofobik, rasis, fasis, penyiksa dan sekarang ... ada apa sekarang?"

"Sekarang saya ... seseorang yang membunuh banyak orang? Genosida. Sekarang, saya genosida," kata Bolsonaro di depan pendukung, di luar Istana Kepresidenan di Brasilia di sebuah video Youtube, Selasa (6/4/2021).

Beberapa lawan politik Bolsonaro menuduhnya melakukan 'genosida' karena kebijakan Covid-19nya dianggap gagal.

"Apa yang tidak disalahkan di sini di Brasil?" tanya Bolsonaro.

Pemimpin Brasil ini tampaknya menyiratkan bahwa pandemi bersumber dari pemberitaan media dan bisa diselesaikan dengan subsidi pemerintah.

"Saya bisa menyelesaikan masalah dengan virus dalam beberapa menit. Saya hanya perlu membayar apa yang pemerintah bayarkan di masa lalu ke Globo, ke Folha [de São Paulo], O Estado de São Paulo," katanya.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro terlihat batuk ketika menghadiri demonstrasi menentang lockdown Covid-19 di Brasilia, 19 April 2020. (AFP via BBC)

Bolsonaro menyebutkan beberapa penyiar dan dua surat kabar yang berbasis di Sao Paulo.

"Sekarang, uang itu bukan untuk pers, itu untuk hal-hal lain," tambahnya.

Dia juga menyalahkan negara bagian yang telah menerapkan protokol kesehatan namun menyumbang banyak kasus infeksi.

"Apa negara bagian yang paling banyak mengunci? São Paulo. Manakah yang memiliki angka kematian tertinggi, secara proporsional? São Paulo," klaim Bolsonaro tanpa bukti.

Meskipun São Paulo memiliki jumlah kematian absolut tertinggi, wilayah ini menempati urutan ke-10 dalam kematian per kapita.

Sekitar sepertiga dari kematian yang dilaporkan pada Selasa terjadi di São Paulo, di mana 1.389 orang meninggal dalam 24 jam, menurut data pemerintah negara bagian.

Ini adalah rekor kematian terbanyak dalam satu hari di negara bagian Brasil.

Baca juga: Penanganan Covid-19 di Brasil Kacau, Mantan Presiden Sebut Kebijakan Jair Bolsonaro Bodoh

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Minta Hentikan Jarak Sosial: Covid-19 akan Berlanjut Seumur Hidup

Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta. (Handout / Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo/AFP)

Tidak Ada Lockdown

Di hari berikutnya yakni Rabu (7/4/2021), Brasil melaporkan 3.829 kematian baru, lebih sedikit daripada rekor 4000 pada Selasa.

Kendati demikian, presiden tetap tidak ingin mengunci wilayah.

"Kami tidak akan menerima politik tinggal di rumah dan menutup semuanya," kata Bolsonaro dalam pidatonya di Kota Chapeco.

"Tidak akan ada penutupan nasional," katanya dikutip dari Al Jazeera

Pada Rabu, direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) mengatakan Brasil termasuk negara yang mencatat beberapa kasus COVID-19 harian baru tertinggi di dunia.

"Selama seminggu terakhir, Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina termasuk di antara 10 negara di dunia yang mencatat jumlah infeksi baru tertinggi di seluruh dunia," kata Carissa Etienne dalam jumpa pers mingguan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita lain terkait Virus Corona 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini